Jika kau tetiba merasa
Langit di atas tempatmu berdiri menggelap
Retak bak cermin yang menghambur jatuh ke dunia
Mungkin hatimu kini sedang patah oleh kenyataan yang harus kau tatap
Please, jangan patah hati
Bila cinta tak lagi berbalas
Serupa tetes-tetes hujan yang menderas
Tak lagi mampu segarkan tanah gersang yang mengering
Mungkin memang jalanmu tak mungkin lagi seiring
Please, jangan patah hati
Biarkan burung-burung itu bercengkrama
Bersenda gurau dengan gembira
Biarkan lebah menghinggapi bunga-bunga melati
Hingga puas menghisapi sari pati dan lalu tergeletak mati
Please, jangan patah hati
Tak ada satupun di dunia yang kekal abadi
Lihatlah pada rembulan yang tak lelah mengejar mentari
Bukan demi mencari cinta suci
Tapi sekedar mengikuti takdir Sang Illahi
Jadi please, jangan patah hati
Lihatlah dunia, mungkin ada hati yang setia menanti
Hingga kau buka pintu-pintu rasa yang selama ini terkunci
Tangerang, Februari 2019
Mahendra Paripurna