Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku adalah Api

11 Januari 2019   22:22 Diperbarui: 11 Januari 2019   22:32 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku adalah api
Yang ditempa gunung merapi
Lahir dari lahar merah
Muntahan perut bumi yang terbelah

Aku adalah api
Perlambang semangat juang alam dunia
Pembawa ribuan mimpi-mimpi
Dari patahan-patahan tanah yang tak terjangkau nalar manusia

Serupa kobaran nyala
Bawa terbang kibasan asa
Tuk taklukkan angkasa
Menembus awan-awan ke nirwana

Namun aku adalah api
Yang lama terpenjara dalam sepi
Rindukan dinginnya udara pagi
Yang bekukan aliran lava hingga ke tepi

Namun aku adalah api
Yang memendam cinta suci
Yang tak berdaya seberangi lautan luas
Tuk temui sang cakrawala tanpa batas

Aku adalah api
Yang terpadamkan oleh gelombang kehidupan
Luruh oleh air tsunami
Porak poranda dari bayangan indah tentang masa depan

Aku adalah api
Yang redup tanpa tahu lagi arti diri

Tangerang, Januari 2019
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun