Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi| Aku Sang Peminta

18 November 2018   10:03 Diperbarui: 18 November 2018   11:01 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di semburat pagi yang baru menerbitkan warna. Menyisakan setitik embun di daun yang menghijau. Sebarisan wanita bergoyang ikut irama. Sementara aku terduduk hanya bisa melihat dan terpukau.

Warna-warna itu menyilaukanku. Laksana pelangi yang setajam belati. Mengiris-ngiris hati. Menjadi kepingan pilu.

Andai kau dapat merasakan sepahit apa hidupku. Menyusuri jalan-jalan berdebu. Tak mungkin kau langkahkan kakimu. Berjalan dan mendongakkan dagu.

Kemilau mentari pagi. Di hari minggu ini. Mungkin menjadi hari menyenangkan hati. Tapi tidak untukku yang mengisi hari ini untuk sesuap nasi.

Senyuman yang menghias bibirmu. Hanya menyisakan kepedihan yang menderu. Karena kau bukanlah aku. Yang terpuruk dihadapmu meminta-minta mengharap rizki dari tanganmu.

Tangerang, Nopember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun