Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Para Penjaga Malam

7 November 2018   12:16 Diperbarui: 8 November 2018   01:55 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guliran malam menggusur senja. Mengganti mentari dengan sinaran rembulan. Bawa kaki-kaki para penjaga. Temani binatang malam dalam kesunyian.

Hanya sepi.
Yang iringi.
Di keremangan.
Yang menggugah angan.

Sang penjaga malam menembus gelap. Di antara kepala-kepala yang terlelap. Demi sesuap nasi bergizi. 'Tuk kekasih dan buah hati.

Tak boleh ada terpejamnya mata. Karna 'kan undang para durjana. Yang mengoyak rasa percaya. Dari tuan-tuan di atas sana.

Ragamu yang kian layu. Oleh hembusan sang bayu. Tak pernah kau hiraukan. Sekalipun maut yang sedang mengincar dengan penasaran.

Bayangan senyum yang membuncah. Tawa riang para bocah. Menanti saat nanti 'kan singgah. Bersama kekasih hati 'tuk berkisah.

Adakah takdir akan berpihak. Pada nasib baik yang enggan bertindak. Tak ada yang tahu. Mungkin s'mua angan hanya semu.

Karena jauh disana. Didinginnya purnama yang membeku. Kekasih hati bergumul dengan dosa. Dalam kehangatan liar yang mengundang pilu.

Tangerang, November 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun