Peristiwa jatuhnya pesawat kembali mengguncang dunia penerbangan Indonesia. Duka menyelimuti seluruh keluarga korban Pesawat Lion Air JT610 penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang. Pesawat yang seharusnya sukses menerbangkan penumpangnya pada tanggal 29 Oktober ternyata hilang kontak pada pukul 06.33 WIB sekitar 13 menit setelah lepas landas dan ternyata diketahui bahwa jatuh di perairan Karawang Jawa Barat.
Korban yang diperkirakan berjumlah 189 orang masih terus dilacak keberadaannya oleh Tim Basarnas. Penyebab jatuhnya pesawat juga masih terus didalami apakah karena human error ataupun karena masalah teknis.Â
Dari berita yang tayang di televisi sempat disinggung bahwa pesawat yang malamnya baru saja landing tersebut memang sudah bermasalah saat penerbangan sebelumnya dan banyak yang mempertanyakan kelayakan terbangnya di pagi hari itu.
Terlepas dari kontroversi siapa yang patut dipersalahkan dalam insiden tersebut jika kita menengok lagi kebelakang. Maka kita akan melihat banyak hikmah dan pelajaran dari peristiwa tersebut. Beberapa terangkum di bawah ini.
Pentingnya Mematuhi Aturan Penerbangan
Aturan penerbangan dibuat untuk menciptakan keamanan selama dalam penerbangan yang tidak saja penting bagi para penumpang tetapi untuk seluruh awak kapal. Namun sering kali kita lihat dan dengar seringnya penumpang abai dengan aturan tersebut yang dapat berujung pada bahaya yang mengancam keselamatan semuanya.
Sempat diberitakan ditahun 2013 lalu seorang pejabat Babel yang menganiaya seorang pramugari Sriwijaya Air karena ditegur untuk mematikan hp saat sedang berada di dalam pesawat. Padahal hampir semua penumpang harusnya sudah paham bahayanya sinyal hp bagi pesawat yang sedang mengudara.
Marah Berlebihan Karena Pesawat Delay
Delay atau tertundanya keberangkatan adalah permasalahan yang sering kali dialami oleh penumpang pesawat di Indonesia.
Tindakan penumpang yang mengalami peristiwa ini mulai dari marah, komplain sampai dengan melakukan tindakan kekerasan yang tentu sangat berlebihan kepada crew dan petugas penerbangan.
Seorang Pejabat Ombudsman pernah dilaporkan karena menampar petugas bandara hanya karena dia tidak puas dengan jawaban kapan kepastian waktu keberangkatannya.Â
Dan pramugari Batik Air jurusan Manado-Jakarta juga beberapa waktu lalu bertengkar dengan penumpang pesawat karena tertundanya penerbangannya.
Tidak ada salahnya memang kita protes jika memang tujuannya agar penerbangan tersebut memperbaiki pelayanannya di masa depan.Â
Sebaiknya protes tersebut juga sesuai porsi dan tempatnya, jangan sampai crew pesawat dan petugas yang harus menerima perlakuan berlebihan, mulai omelan bahkan tindakan kasar secara fisik yang bisa masuk ke ranah pidana.
Kita harus lihat juga penyebabnya jika memang tertundanya karena ada masalah yang sangat vital, Â maka harus diingat juga bahwa didalam penerbangan selain kenyamanan dan ketepatan waktu satu hal utama diatas segalanya adalah keselamatan penumpang.
Gagal Melakukan Penerbangan
Sering kali yang terjadi adalah kekesalan luar biasa bisa pada diri sendiri ataupun pada pihak maskapai penerbangan jika sampai ada planning kita yang berantakan akibat gagalnya penerbangan. Biasanya bisa disebabkan pesawat return to base, ketinggalan pesawat ataupun gagal terbang karena masalah cuaca, kondisi alam ataupun kerusakan mesin.
Ada baiknya kita melihat peristiwa yang terjadi pada Sony Setiawan seorang pegawai Kemenkeu yang gagal menaiki pesawat Lion JT610 karena terjebak macet di Tol Cikampek yang membuatnya terlambat 10 menit tiba di bandara. Awalnya tentu ada rasa kesal karena peristiwa tersebut.
Tapi setelah beberapa waktu kemudian mendengar pesawat yang batal dinaikinya jatuh, kekesalan itu justru berubah menjadi rasa syukur yang luar biasa.
Kegagalan penerbangan terkadang merupakan salah satu cara Tuhan untuk menyelamatkan umat Nya dari musibah dan kematian. Jadi jangan terlalu berlebihan jika mengalami hal tersebut. Dan bersabar menghadapi segala peristiwa.
Takdir Tidak Mungkin Tertukar
Sony Setiawan yang selamat karena gagal terbang, sebelumnya sempat mendapat firasat yang membuatnya agak malas untuk berangkat dan Pramugari Lion Air Citra Novita Anggelia Putri yang menjadi korban pesawat naas Lion juga dikabarkan mendapat firasat sebelumnya karena di akun Facebooknya sempet mengunggah foto bandara dan pesawat Lion yang ditambahkan tulisan Allah ditengahnya. Dan sempat menghubungi orang tuanya untuk dibelikan kasur baru.
Tapi keduanya mengalami nasib yang berbeda, Sony selamat dan Citra masih belum jelas keberadaannya.
Tidak ada yang tahu suatu peristiwa berakibat baik ataukah buruk untuk kita. Semua pasti ada hikmah di balik segalanya. Tak ada takdir yang tertukar.
Sejauh kita berlari menghindari kematian bisa jadi justru mendekatkan kita pada kematian yang selalu ada di depan kita. Tak harus kita ada di pesawat, ajal tetap akan menjemput kita dimanapun berada. Jadi jangan pula menjadi takut untuk naik pesawat terbang.
Bagi masyarakat umum juga diharapkan agar tidak menyebarkan berita hoax tentang korban JT610 dan berita lain terkait yang dapat makin membuat sedih keluarga korban.
Instruksi Presiden Jokowi kepada Kemenhub agar memperketat manajemen keselamatan penumpang sudah tepat. Karena dunia penerbangan kita bisa terancam bangkrut jika insiden demi insiden terus terjadi yang mengakibatkan hilangnya kepercayaan dunia akan maskapai penerbangan tanah air. Yang lebih utama lagi nyawa anak-anak bangsa sangatlah berharga dan harus selalu dijaga.
Semoga saja insiden ini terakhir terjadi dan bagi para korban yang hilang dapat segera ditemukan tanpa kurang suatu apapun. Bagi korban yang meninggal dapat diterima segala amalnya dan diterima di surga-Nya.Â
Serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.
Salam penuh duka dan dukung terus Safe Flight di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H