Tatkala bumi bergerak selepas zuhur
Dan lempeng-lempeng tanah gemetar
Di dasar samudra luas tanpa batas
Ada was was yang tak henti berdetak
Saat Gempa tlah retakkan tanah-tanahmu
Robohkan tempat-tempat tinggalmu
Sebabkan luka dan hancurkan jasad
Ada cemas yang kian menyeruak
Dan kala samudra perkasa akhirnya mengamuk
Dengan gulungan ombak-ombak raksasa
Yang meratakan pulau-pulaumu
Ada duka yang menyelimuti dada
Duka karena rumah-rumah yang poranda
Duka karena raga-raga yang terluka
Duka karena sukma-sukma yang terlepas paksa
Duka karena melihat jerit tangis tanpa daya
Tak kuasa mata memandang
Dengan air mata yang tak henti berlinang
Hati kami seakan ikut meratap
Terbayang ribuan jiwa yang tak bisa lagi kami tatap
Janganlah menangis saudaraku
Karena Nusantara turut berduka karenanya
Janganlah terus bersedih kawanku
Karena kami turut meratap rasakan lara
Kami tahu ribuan sakit yang kau rasa
Tapi kan kami bawa jutaan asa dan doa untukmu
Kami tahu ribuan nestapa yang harus kau papah
Tapi kami punya selaksa cinta untuk Palu dan Donggala
Tangerang, September 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H