Inilah susahnya menjadi orang baru, jadi banyak yang aku tidak tahu. Tetapi rasa penasaran terkadang membuat aku tersiksa tak tertahan. Bagaikan memendam biru rindu yang menusuk kalbu tak lekang dimakan waktu (waduh kenapa jadi lebay gini ya).
Awal rasa penasaran ini bermula setelah membaca tulisan kompasianer Young Lady Cantik Latifah Maurinta kemarin: [BeCak] Kisah-kisah Cinta Paling Cantik di Kompasiana. Disitu ada tertulis becak dengan huruf kapital pada b dan c sebelum judul tulisannya. Ini layaknya sebuah teka teki bagiku. Becak itu maksudnya apa? Kalau itu penanda tulisan tersebut membahas tentang alat transportasi becak rasanya nggak juga. Karena tulisan tersebut tidak membahas tentang itu.Â
Memang tulisan kompasianer lain seperti Mas Ronald Wan ada yang membahas tentang becak dalam arti tersebut tapi ada juga yang membahas tentang tempe seperti tulisan kompasianer Mas Ronny Rachma Noor. Sialnya Kompasiana juga tidak menjelaskan tentang arti BeCak tersebut. Bingung jadinya.
Kata pepatah, "Malu Bertanya, Sesat di Jalan" yang artinya kalau ga salah, kalau malu ya bertanya dan kalau tersesat ya pasti di jalan. (Benar nggak ya artinya, sebenarnya agak ragu juga sih). Berhubung aku sekarang lagi malu karena tidak tahu, maka harus bertanya. Tapi sama siapa tanyanya. Mau tanya ke kompasianer lain nggak tahu caranya berkomunikasi dengan teman-teman yang lain, maklum masih baru.
Yang pertama aku cek adalah melalui dukun serba tahu Mbah Google. Disana aku coba mengetik kata kunci "Arti becak di kompasiana" dan yang keluar mayoritas artikel tentang transportasi becak.
Ada satu yang biasanya lengkap terpercaya mengenai segala informasi yaitu di wikipedia. Aku lihat dulu. Arti becak :
Becak (dari bahasa Hokkien: be chia "kereta kuda") adalah suatu moda transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia dan juga di sebagian Asia.
Walah. Ini sih dia lagi dia lagi yang keluar. Bikin stress aja ini. Sepertinya aku harus bertanya kepada orang saja dibanding mesin pencari yang tidak jelas juntrungannya.
Orang yang pertama kutemui adalah seorang bapak yang sedang asyik membaca koran kompas di samping halte bis. Penampilannya kelihatan berpendidikan dan luas pengetahuannya.
"Pak, tahu BeCak yang di Kompasiana nggak ?" si Bapak terdiam sebentar sambil menatapku. "Saya sih tidak tahu. Tapi coba saya panggilkan becak di pengkolan jalan itu mungkin dia tahu alamat Kompasiana" katanya sambil langsung berteriak kencang memanggil si abang becak.
"Wah. Salah, salah, Pak. Bukan itu yang saya maksud. Ya sudah kalau tidak tahu, terima kasih, Pak" kataku sambil bergegas menaiki bis yang kebetulan datang.