Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Simak, 5 Kemiripan Profil Dua Petarung Cantik, Defia Rosmaniar dan Lindswell Kwok Peraih Emas Asian Games 2018

21 Agustus 2018   18:56 Diperbarui: 21 Agustus 2018   18:56 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tangisan Defia Rosmaniar, taekwondoin putri kelahiran Bogor, 25 Mei 1995 membuat haru biru penonton yang memadati Plennary Hall, JCC dan permirsa televisi seluruh Indonesia. 

Tangisan tersebut memiliki sejuta makna seakan ingin meluapkan kesedihan dan sekaligus kegembiraan atas kesuksesan yang ditorehkan di nomer pertandingan women individual poomsae, Minggu (19/8).

Dahsyatnya semangat juang puteri-puteri Indonesia di ajang Asean Games kemarin masih terasa sampai hari Senin (20/8) ini terutama di pertandingan taekwondo dan bulutangkis beregu yang berlangsung di jam yang hampir bersamaan.

Pict.from : detik.com
Pict.from : detik.com
Motivasi terbesar Defia memenangkan pertandingan adalah karena ayahnya. Ayahandanya wafat pada 19 April 2018 lalu saat Defia sedang latihan Try Out di Hongkong dalam rangka mempersiapkan performa dirinya menjelang Asian Games 2018. 

Hal inilah yang menyebabkan tangisannya meledak pasca diumumkan kemenangannya atas taekwondoin Iran, Marjan Shalahshouri di nomor poomsae sehingga mendapatkan medali emas pertama untuk Indonesia.

Pict.from : poskotanews.com
Pict.from : poskotanews.com

Menyusul Defia, cabang wushu putri kembali memperoleh emas di nomor Taijijian dan Taijiquan. Petarung cantik tersebut adalah Lindswell Kwok, cucuran keringatnya tidak sia-sia karena berhasil mengalahkan atlet Hongkong, Mok Uen Yin. pada pertandingan hari ini (20/8) di Hall B, JIEXPO Kemayoran Jakarta Pusat.

Lindswell adalah atlet wushu kelahiran Medan, 24 September 1991. Berbeda dengan Defia, motivasi terbesarnya adalah karena ini adalah pertandingan terakhirnya di dunia wushu karena alasan usia yang tidak lagi muda dan cedera yang dialaminya sering kambuh sehingga dikhawatirkan mengganggu performanya di masa akan datang. Ini yang memacu semangatnya tampil maksimal di Asean Games 2018 ini.

Diantara kedua petarung cantik ini ternyata memiliki beberapa kemiripan profil diantaranya :

1. Defia dan Lindswell awalnya sama-sama tidak menyukai cabang olah raga yang sekarang telah membesarkan namanya itu.

2. Keduanya sama-sama didorong masuk ke olahraga tersebut oleh saudara dekatnya. Defia dikenalkan taekwondo oleh kakak sepupunya yang sekarang menjadi pelatih taekwondo DKI Jakarta. Sedangkan Lindswell dikenalkan wushu oleh kakaknya, Iwan Kwok yang merupakan Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI).

3. Defia dan Lindswell sama-sama memperoleh medali emas pertama untuk ajang Asean Games di tahun 2018 ini. Dan emas tersebut sama-sama bukan merupakan medali emas pertama yang didapat dari turnamen yang diikutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun