Coba bayangkan bagaimana jadinya jika seorang anak sejak kecil tidak mendapat bimbingan dari orang tuanya dalam hal membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, bukan tidak mungkin kelak di kemudian hari ia akan melakukan suatu keburukan secara sadar dan tanpa penyesalan karena menurutnya hal itu tidak masalah jika dilakukan.
Inilah yang sekarang cukup sering terjadi di sekolah. Seorang anak sangat bandel dan suka membolos dikarenakan kurangnya kepedulian dan pengawasan orang tua terhadap anaknya. Parahnya lagi beberapa orang tua bahkan sampai pasrah ketika anaknya sering bolos karena sudah capek mengingatkan. Ini tentu hal yang aneh karena seharusnya anak itu berbakti kepada orang tua bukannya orang tua yang mengalah pada anaknya.
Contoh kasus lain yang menunjukkan betapa pentingnya bimbingan orang tua adalah seringnya ditemui anak-anak yang nakal itu berasal dari keluarga broken home, yaitu orang tua yang mengalami perceraian. Perceraian orang tua akan berdampak pada mental dan kejiwaan anak. Ditambah lagi dengan tidak adanya peran seorang ibu atau ayah dalam membimbing, akan membuat karakter anak tidak berkembang dengan baik dan optimal jika dibandingkan dengan anak yang orang tuanya harmonis. Sehingga ia akan cenderung menjadi anak yang nakal dan sulit untuk dinasehati.
Guru harus perduli pembinaan karakter siswa
Sebagai orang tua siswa di sekolah, sudah sewajarnya setiap guru peduli dengan perkembangan sikap dan perilaku anak didiknya. Setiap anak itu butuh perhatian. Akan tetapi anak yang nakal perlu perhatian lebih khusus dibanding yang lain. Jika ia kurang mendapat dukungan orang tuanya di rumah, maka seorang guru bisa melakukan pendekatan personal yang lebih intens dengan anak tersebut melalui konseling pribadi empat mata, baik itu dilakukan oleh guru mapel maupun wali kelas.
Untuk memantau perkembangan karakter seluruh anak tentu tidak bisa dilakukan oleh seorang guru saja. Oleh karena itu bisa dibuat program 'guru pamong', dimana satu guru akan membimbing dan memantau perilaku sejumlah siswa yang telah ditentukan jumlahnya. Guru pamong akan sering berinteraksi dengan siswa bimbingannya. Ini akan membangun kedekatan emosional antara guru dan siswa. Sehingga siswa yang ingin mengutarakan keluhan dan permasalahannya bisa langsung menghubungi guru pamongnya. Semua guru di sekolah harus terlibat aktif dalam program ini agar dapat berjalan efektif. Guru harus membuat catatan perkembangan karakter setiap siswa bimbingannya dan melaporkannya setiap seminggu atau sebulan sekali kepada kepala sekolah atau penanggung jawab program. Â Â Â Â Â
Untuk kasus anak yang sering bolos, cara efektif yang dapat dilakukan guru adalah dengan melakukan home visit, yaitu mengunjungi langsung rumah anak tersebut saat jam sekolah. Tujuannya untuk mengetahui keberadaan dan kondisi anak tersebut, juga untuk menyelidiki bagaimana keadaan keluarga anak tersebut. Disinilah pentingnya komunikasi rutin antara guru dan orang tua/wali siswa. Dengan mendatangi rumah langsung akan lebih mudah dan lancar dalam menyelesaikan permasalahan sang anak. Akan lebih mudah dalam menemukan root cause, yaitu akar permasalahan yang menyebabkan sang anak sering membolos. Bukan tidak  mungkin permasalahan akan selesai saat itu juga jika guru, orang tua, dan siswa telah sadar dan sepakat menentukan solusi terbaik bagi permasalahn itu. Sebagai langkah tindak lanjut, diharapkan guru selalu berkomunikasi dengan orang tua dan siswa tersebut baik lewat home visit kembali maupun melalui komunikasi jarak jauh.
Jika dalam proses pembimbingan si anak kembali melakukan pelanggaran, bisa diberi hukuman, tetapi yang sifatnya mendidik bukan lewat kekerasan. Contohnya dengan menyuruh anak menyapu kelas, merapikan buku di perpustakaan, mengepel mushola, meminta maaf kepada semua guru, dan lain lain. Tentunya semua itu tetap diawasi oleh guru untuk melatih disiplin dan tanggung jawab anak.
Kemudian jika anak menunjukkan perkembangan pesat dalam perubahan karakternya, maka perlu ada penghargaan khusus untuk anak itu, bisa dengan pemberian sertifikat atau memberikan uang pembinaan. Ini bertujuan untuk memotivasi anak agar semakin memperbaiki sikap dan perilakunya. Karena sekali lagi semua anak itu sangat butuh diperhatikan dan guru memegang peranan penting dalam hal itu demi merubah karakter anak menjadi lebih baik.
(Artikel ini diambil dari Buku Kumpulan Artikel Pendidikan : 'Teropong Pendidikan Masa Kini' karangan penulis, dkk.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H