Tidak sedikit dari kita yang selalu mengeluhkan pola asuh orang tua yang cenderung tidak mempertimbangkan bagaimana perasaan dan pendapat yang dimiliki oleh sang anak. Kita generasi z yang tumbuh oleh didikan generasi baby boomers. Dimana banyak hal yang menurut kita terlalu keras tapi bagi mereka itu adalah salah satu cara untuk bertahan hidup. Mungkin sudah saatnya untuk yang muda yang mengerti. Mengalah bukan berarti kalah, usia mereka sudah senja dan bukan waktunya bagi kita untuk mengoreksi bagaimana pola asuh yang sudah mereka terapkan.Â
Sekarang keputusan yang paling tepat adalah memahami mereka yang sudah semakin senja yang mana perasaannya akan lebih sensitif dari sebelumnya. Bapak, ibu mungkin anakmu tidak sempurna dan masih jauh dari kata berhasil padahal semua sudah kau berikan untuknya, tapi yakinlah jika anakmu yang sering kali menjawab perkataanmu ini, tetaplah menjadikan dirimu rumah sebagai pulangnya yang tak akan pernah ia temukan di orang lain.Â
Jujur saja remaja yang sedang mencari arti kehidupan adalah manusia paling sibuk yang pernah aku temui, mungkin bagi orang tuanya yang mereka lakukan adalah hal yang sia-sia, tapi siapa sangka proses sia-sia itu yang memupuk mereka menjadi besar di esok hari. Diam dan mendengarkan omelan orang tua adalah pilihan terbaik yang bisa aku sarankan untuk kita semua, mungkin di masa depan kita tidak akan mendengarkan omelan itu lagi.Â
Kesampingkan luka masa lalu yang sudah menggoresmu, abaikan dulu perasaan tidak senang itu, jadilah anak baik yang dengan kehadiranmu saja sudah menenangkan hati bapak ibumu. Mereka mungkin ingin melakukan hal lebih untuk menghantarkan putra-putrinya, namun bisa jadi takdir tidak berpihak pada keinginan mereka, lantas mereka diam karena tak pandai merangkai kata. Sedangkan di mata anak, terkesan bapak dan ibu tidak peduli dan memilih diam dengan semua jatuh bangun yang dirasakan oleh sang anak. Orang tua yang sudah memasuki kepala 6 yang mereka butuhkan hanyalah teman bercerita, sesepele hari ini kamu makan apa, pergi ke mana saja, bagaimana pekerjaanmu, dan beberapa pertanyaan sederhana lainnya tapi itulah yang sebetulnya ingin didengar oleh mereka darimu.Â
Sayangnya banyak dari kita yang tidak mengerti dan menganggap itu adalah hal yang merepotkan. Kesibukan yang menjadikan kita terlalu mudah untuk mengabaikan mereka. Sudah saatnya kita ubah, karena waktu tidak akan pernah bisa diputar ke belakang. Sesungguhnya sepi adalah pembunuh bagi siapa saja yang membutuhkan teman bicara dan jangan sampai itu terjadi pada bapak ibu kita, mungkin ini semua bisa dimulai dengan pertanyaan "mau cerita apa hari ini?".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H