Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pisang dan Pertemanan Tanpa Syarat

29 Juli 2018   03:55 Diperbarui: 29 Juli 2018   07:23 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang tahu, bahwa kulit pisang itu bisa memelesetkan orang. Tetapi mereka tidak kemudian membenci dan menyia-nyiakan pisang. Pisang tetap bermanfaat meskipun kulitnya bisa "mencelakakan" orang.

***

Demikian juga atribut kekayaan, jabatan, status dan lainnya. Semua hanya kulit yang terkadang membuat orang terpeleset dan terjerembap ke dalam kubangan kesialan, kebangkrutan dan kesusahan.

Hanya teman tanpa syaratlah yang akan bisa melihat nilai dan manfaat diri kita yang sedang berada di dalam kesusahan. Mirip seperti konsumen yang melihat pisang dari isinya yang bisa diolah menjadi makanan yang menyehatkan.

Ketika seseorang terpeleset di dalam kariernya, terpeleset di dalam usahanya dan terpeleset di dalam keseluruhan nasib baiknya dan terjerembap ke dalam nasib buruknya, maka hanya teman tanpa syaratlah yang masih akan mendekat.

***

Kesulitan, kekurangan, terpeleset dan terjerembap dan keadaan lainnya yang menimpa seseorang, sebenarnya merupakan kaca pembesar untuk melihat dan mengetahui siapa di antara orang-orang yang selama ini dekat dengan kita, yang layak menyandang predikat teman tanpa syarat.

Teman tanpa syarat tidak akan silau dan terpukau dengan kulit permukaan yang kadang memelesetkan. Teman tanpa syarat hanya melihat dari sisi kemanusiaan seseorang; tak peduli apakah ia berada dalam kesenangan atau dalam kesulitan.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun