Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Beberapa Alasan Mengapa Orang Marah

28 Juli 2018   04:18 Diperbarui: 28 Juli 2018   06:58 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: mindsight.clinic

Belakangan marak istilah ujaran kebencian di media sosial. Sampai-sampai Kompasiana bekerja sama dengan Kementerian Agama mengadakan blog competition bagaimana mencegah ujaran kebencian di media sosial.

Ini menunjukkan bahwa marah yang didorong atau mendorong kebencian sekarang sudah mendapatkan sarana yang lebih leluasa untuk diungkapkan. Bukan hanya merupakan urusan pribadi tetapi sudah merupakan urusan publik. Dampaknya pun sudah dikhawatirkan akan mengancam kesatuan bangsa.

Lalu mengapa seseorang marah? Mengutip dari situs psychologytoday.com, ada beberapa penyebab tentang kemarahan yang diluapkan seseorang. Berikut adalah hasil olah kutipannya:

1. Untuk "Menyakiti Diri Sendiri"

Depresi menjadi penyebab mengapa seseorang cenderung menyakiti dirinya sendiri. Depresi mungkin timbul karena berbagai tekanan dan masalah yang dialami dalam kehidupan. Hal ini wajar dan sering menimpa siapa pun.

Contoh kecil marah karena ingin menyakiti diri sendiri adalah ketika kita sering berkata "aku benci dengan kehidupan yang kujalani ini!" "Aku benci dengan diri sendiri!"

Ketika seseorang mengungkapkan kalimat demikian, itu tandanya terdapat kemarahan di dalam dirinya yang bisa mengarah kepada upaya menyakiti diri sendiri; menyakiti secara psikologis atau secara fisik.

2. Untuk Memperoleh Kendali

Jika seseorang dilanda rasa takut yang amat berpengaruh kepada kemampuan mengendalikan diri, kadang orang menimbulkan rasa marah untuk mengambil alih kendali yang hilang. Marah seolah menunjukkan bahwa dia tidak bisa dikendalikan oleh rasa takut yang melanda dirinya.

Ini merupakan kebalikan dari yang pertama, di mana ketika seseorang kehilangan kendali terhadap hidupnya, ia mungkin depresi. Tetapi di dalam kasus kedua ini, kehilangan kendali ditanggulangi dengan cara meluapkan kemarahannya.

Gejala ini mengisyaratkan bahwa dirinya kuat dan tidak bisa begitu saja dikontrol oleh perasaan atau keadaan di sekitarnya. Barangkali ini mirip seperti orang mengikuti acara televisi "uji nyali" yang ketika ada penampakan atau gangguan di sekitarnya, peserta tersebut marah-marah dan terkesan menantang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun