Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengubah Hobi Anak Menjadi Potensi yang Layak

14 Juli 2018   16:12 Diperbarui: 15 Juli 2018   14:09 2061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan perkembangan usianya, kebiasaan memainkan komputer bahkan gim yang ada di dalamnya tidak pernah berhenti. Perubahan terjadi ketika anak mengenal gim-gim online berbahasa Inggris.

Secara tidak langsung, anak ketika itu "dipaksa" untuk bisa memahami dan mengerti Bahasa Inggris jika ingin memainkannya. Oleh karena itu, "manfaat sampingan" lain dari kesukaannya terhadap komputer adalah kemampuannya dalam penguasaan Bahasa Inggris walaupun masih dalam taraf pasif.

"Buah" dari kegemarannya main komputer dan berinteraksi memainkan gim secara online dengan Bahasa Inggris, dia menjadi anak yang menurut gurunya dijuluki sebagai "kamus komputer dan Bahasa Inggris" berjalan. Tentu saja hal ini cukup membahagiakan saya selaku orang tuanya.

Setelahnya, Mendukung Sepenuh Hati

Selaku orang tua, hal yang bisa kita lakukan setelah anak memutuskan untuk memilih sekolah sesuai dengan kesenangan dan hobinya adalah mendukungnya sepenuh hati. Dukungan tersebut baik menyangkut dukungan moril atau dukungan perangkat dan alat-alat untuk menunjang belajarnya.

Kadang orang tua memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anak sesuai dengan keinginan mereka (orang tua). Sehingga ketika anak memilih sekolah atau jurusan yang tidak sesuai dengan keinginan orang tuanya, anak merasa kehilangan dukungan.

Kondisi demikian tentunya tidak baik untuk perkembangan psikologi anak terkait dengan kegiatan belajarnya. Apa pun keputusan anak, selaku orang tua harus tetap mendukungnya selama yang jadi pilihannya tetap berada di dalam koridor yang dibenarkan.

***

Waktu pun terus berlalu. Sekarang  anak saya sendiri telah menjadi siswa kelas 2 dalam Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di sebuah SMK. Selama tiga bulan terakhir bahkan telah menyelesaikan kegiatan PKL-nya di sebuah pabrik farmasi ternama di Indonesia; Konimex.

Ya, Konimex. Siapa yang tidak kenal dengan Konimex; sebuah pabrik farmasi besar di kota Solo yang memproduksi obat "mumet" Paramex. Tentu saja bagi saya selaku orang tua, hal ini memberikan kebanggaan tersendiri.

Kebanggaan bukan secara materi, tetapi kebanggaan yang berasal dari proses yang panjang. Ini dimulai dari memperhatikan kesenangan anak, mengarahkannya dan mendukungnya sampai ke tahap anak mulai mengenal dunia kerja profesional di sebuah pabrik besar dengan budaya kerja yang lebih profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun