Setiap orang yang mempunyai anak tentunya suka mengamati kesenangan atau hobi mereka. Beragam kesenangan atau hobi bisa kita "baca" dalam kehidupan sehari-harinya. Ada yang suka menggambar, ada yang suka perang-perangan ada juga yang suka jual-jualan.
Sebenarnya semua itu merupakan isyarat jika anak memiliki potensi tersembunyi yang bisa dikembangkan. Hanya saja seiring dengan perjalanan waktu dan kesibukan orang tua, apa yang tampak di dalam diri anak-anak sering tidak mendapatkan perhatian.
Tulisan ini bukanlah tulisan teori psikologi perkembangan anak. Ini hanya merupakan resume berdimensi waktu dan hasil pengamatan pribadi terhadap kesenangan anak saya sendiri. Hasil pengamatan tersebut kemudian saya coba untuk mengubahnya menjadi satu potensi yang layak melalui tiga tahap berkesinambungan.
Dimulai dari Mengamati
Dimulai ketika anak saya masih berumur tiga tahun, dia begitu suka dengan komputer. Pada masa lalu saya sendiri belum memiliki laptop seperti sekarang ini. Komputer yang dipunyai hanya komputer desktop sekelas intel MMX yang kecepatannya mentok di 233 Mhz.
Tetapi saat itu, di awal-awal tahun 2000-an komputer dengan kecepatan demikian sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tulis menulis dan gim-gim ringan bawaan Microsoft Windows sendiri. Baru beberapa tahun kemudian perangkat laptop bisa dimiliki.
Kesenangan anak ketika itu bisa diamati ketika dia begitu asyik utak-atik komputer dan memainkan gim yang ada di dalamnya. Sekilas memang tampak mengkhawatirkan karena sering tidak mau berhenti untuk memainkannya.
Pada waktu itu, di dalam pikiran saya, gambaran tentang apa dan ke mana arah pendidikan anak, mulai muncul. Setidaknya sudah bisa memahami bahwa anak tersebut punya kecenderungan menyenangi hal-hal yang berkaitan dengan komputer.
Kemudian Mengarahkan
Di Indonesia, penjurusan sekolah untuk mengakomodasi hobi dan bakat anak baru bisa dilakukan di sekolah tingkat menengah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satunya.
Banyak jurusan yang bisa dipilih untuk memenuhi kesenangan dan hobi anak. Terkait anak saya sendiri ketika itu jurusan yang dipilih adalah bidang komputer. Tanpa ragu lagi ketika itu saya menyekolahkan dia ke SMK sesuai dengan keinginannya.