Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jaket Gucci "Meniru" Jaket Gojek?

6 Juli 2018   15:10 Diperbarui: 7 Juli 2018   11:35 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lifestyle.kompas.com

Kebanggaan atau harga diri kemudian muncul bersamaan dengan identifikasi tersebut. Dalam istilah psikologi, konsep ini disebut dengan self esteem yang menurut sebuah situs dijelaskan bahwa:

In psychology, the term self-esteem is used to describe a person's overall sense of self-worth or personal value. In other words, how much you appreciate and like yourself.

Harga atau kebanggaan diri berarti gambaran keseluruhan perasaan tentang nilai dari diri sendiri atau nilai pribadi. Dengan kata lain, seberapa besar Anda menghargai dan menyukai diri sendiri.

Kebanggaan dalam konteks ini tentu mengacu kepada kebanggaan sebagai bangsa yang diwakili oleh jaket Gojek. Karena jaket Gojek sudah menjadi ikon dan simbol dari sesuatu yang tidak sekedar jaket, mirip merek Gucci yang tidak sekadar merek busana.

Jaket yang mempersatukan kebanggaan
Meskipun bukan pemilik atau driver Gojek, orang Indonesia tentunya merasa bangga dengan kehadiran Gojek yang dikenal di dunia, minimal di ASIA dan ASEAN. Karena Gojek merupakan karya anak bangsa sarat kreativitas dan produktivitas untuk orang banyak.

Saya sendiri setiap kali berada di satu kota, di saat membutuhkan alat transportasi murah dan cepat, membutuhkan jasa antar makanan ketika lapar dan jasa lainnya, sudah biasa menggunakan jasa Gojek ini. Demikian juga dengan jutaan rakyat Indonesia yang lain.

Maka ketika orang Indonesia mengetahui adanya kemiripan dari kedua jaket tersebut, mereka menuliskan dan mengomentarinya. Salah satu motivasinya tentu karena bangga bahwa warna dan model dari jaket Gojek karya anak bangsa ini, memiliki kemiripan dengan model jaket Gucci yang mendunia.

Di sanalah titik temu antara keduanya. Jadi bukan semata-mata adanya kesamaan desain dan warna kedua jaket tersebut, tetapi yang lebih mendasar adalah adanya kebanggaan dari orang Indonesia terhadap salah satu karya anak bangsa yang tiba-tiba "menginspirasi" atau "ditiru" (bukan dalam pengertian yang sesungguhnya) oleh sebuah rumah busana kelas dunia.

Andai jaket tersebut bukan jaket Gojek atau bukan jaket Gucci, saya yakin media tidak tertarik untuk membahasnya. Dan kemiripan dari busana ini pastinya bukan peristiwa yang terjadi saat ini saja. Tiap hari kita sering menemukan busana yang mirip dibuat, sengaja atau tidak sengaja. Tetapi hal demikian tidak menarik untuk dijadikan bahasan dan berita.

***

Maka dalam kasus "jaket Gujek" (Gucci-Gojek) ini, bukan semata-mata adanya kemiripan warna dan desain yang membuat perhatian banyak orang, tetapi, sekali lagi, ada rasa bangga dan harga diri yang positif (positive self esteem) yang memicunya. Bangga bahwa sengaja atau tidak sengaja jaket Gojek telah menjadi "saudara tua" dari jaket Gucci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun