Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bangkrut Itu Berharga dan Bermanfaat

4 Juli 2018   22:57 Diperbarui: 4 Juli 2018   23:22 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak motivator yang menyerukan kesuksesan dengan cara-cara yang dirumuskan dalam kata tips and trick. Banyak buku-buku kepribadian yang menjadi referensi untuk mencapai kesuksesan dalam hidup.

Tetapi apakah hidup memang segampang seperti yang dikatakan dan ditulis tersebut? Apakah kesuksesan seseorang bisa di-copy paste menjadi kesuksesan orang lain? Tampaknya tidak demikian kenyataannya.

Sesekali kita perlu untuk mengagumi kegagalan. Sesekali kita perlu membanggakan kebangkrutan. Karena keduanya bagian dari setiap perjalanan kehidupan setiap orang. Carilah di muka bumi ini orang yang tidak pernah gagal atau bangkrut, pasti tidak akan ditemukan.

Tetapi mengapa jarang orang yang mengagumi kegagalan dan kebangkrutan? Apakah ia merupakan momok dan hantu yang menakutkan? Apakah ia menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup spesies yang namanya manusia?

***

Tidak, tidak demikian halnya. Kebangkrutan adalah sesuatu yang amat berharga. Kita bisa memberi nilai kepada kebangkrutan senilai nominal finansial yang digunakan untuk menjadi bangkrut.

Misalnya, jika pernah mencoba menjalankan bisnis property senilai 1 milyar kemudian bangkrut, maka nilai kebangkrutan tersebut sebanding dengan angka 1 milyar.

Betapa mahal harga sebuah kebangkrutan. Tetapi betapa murah penilaian orang terhadap sebuah kebangkrutan. Seolah ia tidak berharga dan harus dihindari. Padahal kebangkrutan meminta harga yang begitu besar.

Jika memang mampu menghindarinya, itu bagus. Tetapi kita tidak bisa belajar dari kebangkrutan yang tak pernah dialami. Jika kita mengalami kebangkrutan, maka ada dua sikap yang bisa dipilih. Membanggakan dan mencari nilai di dalamnya, atau mengutuk diri, menyalahkan orang lain dan menyalahkan nasib.

***

Pilihan pertama adalah pilihan baik dan bermanfaat dari kebangkrutan. Pilihan kedua adalah pilihan buruk dan tidak konstruktif terhadap diri sendiri. Sehingga sesekali kita harus bangga dengan kebangkrutan karena tidak semua orang berani menanggungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun