Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filsafat Mimpi Presiden Jokowi

6 Februari 2018   16:54 Diperbarui: 6 Februari 2018   17:59 2186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo (news.liputan6.com)

Tarik ulur kepentingan antara kelompok berkuasa dengan kelompok oposisi adalah contoh nyata dari gesekan mimpi dan kepentingan masing-masing. Saling kritik dan saling kecam adalah tanda banyaknya impian yang berseliweran. Masing-masing merasa bahwa mimpinya paling benar untuk Indonesia.

Tetapi, ketika Bangsa Indonesia telah sepakat melalui mekanisme Pemilu memilih dan menjadikan seseorang menjadi pemimpin dan pemimpi untuk bangsanya, maka mestinya mimpi-mimpi utama adalah mimpi yang diimpikan oleh pemimpinnya.

Memilih atau tidak memilih si A menjadi pemimpin, dalam ruang demokrasi, ketika fakta menunjukkan bahwa si A menjadi pemimpinnya, maka sepantasnya dia didukung. Dukungan tidak harus berbentuk "afirmasi buta" terhadap segala kebijakannya, namun juga dukungan dalam bentuk kritik dan evaluasi.

Memberikan kesempatan kepada orang yang telah menjadi pemimpin secara sah untuk mewujudkan mimpi-mimpi dan idealisme kepemimpinannya adalah lebih baik dari pada mengajukan alternatif pemimpin dan alternatif mimpi dan idealisme yang baru di tengah  jalan.

Waktu akan menunjukkan apakah idealisme pemimpin yang sudah diimpikan sebelumnya itu benar-benar menjadi kenyataan? Kenyataan yang dibenarkan oleh segenap lapisan masyarakat. Atau apakah ia selamanya hanya akan menjadi mimpi dan idealisme tanpa kenyataan dan realisme?

Kebenaran idealisme diperlukan bagi seorang pemimpin untuk membawa yang dipimpinnya menuju cita-cita ideal yang diimpikan semuanya. Kebenaran ini adalah Nawacita Jokowi di masa depan atau masa sekarang yang sudah setengah jalan.

Kebenaran realisme diperlukan bagi rakyat Indonesia untuk menilai dan membenarkan kebenaran idealisme yang diimpikan oleh pemimpinnya. Kebenaran ini adalah kemakmuran dan kesejahteraan hidup yang nyata -sekali lagi yang nyata- yang dapat dirasakan oleh bangsa Indonesia.

 Idealisme dan realisme sama-sama penting bagi siapa pun pemimpin dan yang dipimpin di negeri ini. Keduanya akan menjadi tolok ukur Bangsa Indonesia di mata bangsa-bangsa lain di dunia.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun