Maka cara berpikir banding-membandingkan akan selalu berakibat kepada munculnya banyak kekurangan yang dirasakan. Bahkan mungkin juga cara pikir demikian tidak akan pernah sampai pada kesimpulan mengenai adanya keunikan sebagai sebuah anugerah pemberian Tuhan.
***
Tuhan tidak mungkin menciptakan manusia dengan kekurangan yang akan membuatnya tidak mampu bertahan hidup di dunia. Tuhan memberikan setiap potensi dan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk dijadikan bekal selama hidup di dunia.
Ketika merenungkan kenyataan masa lalu dengan cara mundur ke belakang sewaktu kita lahir ke dunia, ternyata tidak ada perbedaan sama sekali antara seorang atlet dengan orang biasa saja, antara orang berbusana mewah dengan orang berbusana biasa saja.
Keduanya sama-sama dibekali dengan organ tubuh yang sama. Keduanya dibekali dengan akal pikiran yang sama. Dan yang terpenting, keduanya sama diberikan keunikan yang tidak bisa disamakan dengan keunikan yang lainnya.
Ketika dalam keadaan seperti itu, tidak ada perbandingan antara keduanya. Tidak ada kata kekurangan yang disematkan pada salah-satunya. Ini berarti keduanya sama. Keduanya tidak ada yang lebih cepat atau lebih lambat. Tidak ada yang lebih mewah atau sederhana.
***
Ketika kekurangan muncul dalam kehidupan dikarenakan oleh adanya perbandingan, maka "menghilangkan" hukum perbandingan tersebut adalah salah satu cara untuk bisa menghilangkan kekurangan pada diri manusia. Fokus pada keunikan diri adalah cara untuk "melenyapkan" kekurangan yang timbul akibat perbandingan.
Tidak perlu membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Upaya demikian hanya akan mengantarkan pada penghilangan dan "pembunuhan" karakter keunikan dan kekhasan diri sendiri.
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain hanya akan membuat hidup selalu merasa kekurangan dalam segala hal. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membuahkan rasa penolakan terhadap kenyataan yang melekat pada diri sendiri.