Kedisiplinan yang tidak sekedar mengekang tanpa toleransi, tetapi juga kedisiplinan yang tetap memperhatikan kebiasaan dan kesukaan para pengguna fasilitas umum.
Bukankah ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran kepada masyarakat yang cukup baik? Kedua belah pihak merasakan dan mulai membiasakan diri dengan budaya ini, minimal ketika mereka masuk ke wilayah fasilitas publik tadi.
Tidak ada yang berani petantang-petenteng merokok sembarangan di tempat tersebut. Tidak ada pula yang berani petantang-petenteng melarang orang lain untuk merokok di tempat tersebut. Inilah manfaat lain sebagai bentuk toleransi etis yang timbul dari aturan yang diterapkan.
Masing-masing pihak sadar dan "tahu diri" dan tetap saling menghargai. Kesadaran dan kedisiplinan yang tidak harus dipaksa-paksakan lagi. Sebandel-bandelnya mereka yang punya kebiasaan merokok, ketika memasuki dua sarana publik tadi, pasti akan menjadi orang yang disiplin.
Seolah-olah di tempat tersebut, rasa kesadaran terdalamnya sebagai anggota masyarakat tumbuh dan membuahkan sikap yang elegan. Masing-masing pihak merasa aman, nyaman dan dihargai. Tidak ada pandangan sinis atau cuek di antara keduanya.
Jika diadakan penelitian yang sistematis, tentu akan menghasilkan kesimpulan yang mungkin mengejutkan. Bahwa melalui kedua fasilitas umum tersebut, masing-masing merasakan perubahan sikap kedisiplinan yang mungkin saja tidak disadari.
***
Itulah poin pentingnya dari fakta aturan pemisahan area merokok dan area bebas rokok di kedua fasilitas umum tersebut. Bukan semata-mata memisahkan antara dua golongan yang berbeda kebiasaan (golongan asap dan golongan non asap), tetapi secara perlahan dan mungkin tidak disadari, telah menumbuhkan mentalitas disiplin di masyarakat.
Andaikan  fasilitas-fasilitas publik lainnya juga diberlakukan ketentuan yang sama, alangkah indahnya Indonesia ini. Pelan namun pasti masyarakatnya akan teredukasi mental kedisiplinannya secara tidak langsung. Kita yakin, dalam 5 atau 10 tahun ke depan, budaya masyarakat dalam kedisiplinan akan mengalami peningkatan.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H