Mohon tunggu...
Mahayel ZinaurainAkbarullah
Mahayel ZinaurainAkbarullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Budaya Universitas Airlangga

hobi saya adalah ngaji, main bola, dan nyanyi lagu indie

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tolenransi Beragama dalam Pandangan Pancasila

15 Juni 2022   22:00 Diperbarui: 15 Juni 2022   22:25 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang telah dipakai sejak tahun 1945, yaitu sejak saat Indonesia merdeka. Di dalamnya, terdapat beberapa nilai dan prinsip yang berasal dari kebudayaan yang telah berkembang di tanah Nusantara sejak sebelum Indonesia merdeka dan dijadikan acuan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bertindak di lingkungan masyarakat. Salah satu nilai yang tercantum dalam Pancasila adalah nilai keagamaan dan kemanusiaan, yang berarti masyarakat Indonesia harus memelihara hubungan dengan Tuhan masing-masing dan juga dengan orang lain di lingkungan sekitarnya.

Menjadi suatu negara yang merdeka merupakan pencapaian besar bagi masyarakat Nusantara mengingat banyaknya pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, baik nyawa maupun waktu. Adanya persamaan nasib dan latar belakang menyebabkan masyarakat Indonesia sejak dahulu saling bekerja sama meskipun memiliki berbagai perbedaan, mulai dari suku, ras, etnis, agama, dan lainnya. Pancasila yang disusun berdasarkan budaya dan norma yang telah berkembang dalam lingkungan masyarakat Nusantara juga mengambil tradisi kerja sama dan gotong royong sebagai salah satu nilai yang perlu dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia secara terus-menerus tanpa dipengaruhi oleh perkembangan zaman.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan zaman lambat laun mulai mengubah kebiasaan dan cara hidup masyarakat dunia, termasuk negara Indonesia, yang kebanyakan dipengaruhi oleh arus globalisasi yang dipercepat dengan perkembangan teknologi. Namun, banyak dampak negatif yang bermunculan akibat adanya penyalahgunaan dalam menggunakan teknologi yang ada dan tidak adanya penyaringan informasi oleh masing-masing individu. Peranan Pancasila sebagai ideologi negara seharusnya menjadi suatu cerminan cara hidup masyarakat, namun banyak masyarakat Indonesia yang mulai mengabaikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akibat doktrin buruk dari dampak negatif kemudahan akses informasi oleh setiap orang.

Salah satu permasalahan yang banyak diperbincangkan dan menjadi sumber keresahan banyak orang mengenai tidak adanya rasa toleransi yang tinggi terhadap sesama adalah masalah dalam bidang agama. Contoh masalah dalam bidang agama adalah tentang kasus penolakan pendirian rumah ibadah umat Kristen. Seperti yang terjadi di Bogor tentang adanya Sejumlah pihak yang mengatakan masih menuntut hak untuk beribadah di lokasi layak adalah dari Gereja Kristen Indonesia, GKI Yasmin Bogor, Jawa Barat.

Sudah tujuh tahun, puluhan jemaat gereja menggelar ibadah Minggu di jalan seberang Istana Negara untuk mendesak pemerintah menjamin hak mereka beribadah. Kasus tersebut dikarenakan Gereja mereka, yang selesai dibangun tahun 2006, disegel empat tahun kemudian setelah sekelompok masyarakat menganggap pembangunan Gereja itu menyalahi aturan. Padahal dalam Pancasila sendiri sudah ditekankan bahwa setiap orang berhak untuk beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Pancasila telah dibentuk untuk membantu masyarakat menyatukan perbedaan yang ada demi mencapai tujuan yang sama. Pancasila merupakan suatu ideologi yang berisi panduan akan nilai-nilai baik yang seharusnya dipraktekkan oleh setiap individu di negara Indonesia untuk mencapai kehidupan yang aman dan damai seperti yang diinginkan. Sebagai masyarakat Indonesia, ada baiknya setiap individu menjalankan kehidupan dengan menggunakan Pancasila sebagai pedoman hidup. Banyaknya perbedaan yang ada di Indonesia menyebabkan masyarakat Indonesia harus memiliki pandangan multikultural dalam interaksi sosial sehari-hari dengan orang lain. Sikap ini juga didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila yang telah lama memudar akibat adanya globalisasi yang menyebabkan perubahan dalam respon sosial masyarakat akibat pengaruh budaya lain. Untuk itu, penting bagi setiap individu untuk memiliki kesadaran dan melatih sikap moderasi beragama demi meminimalisir konflik keagamaan ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun