Kasus aktif pun melonjak drastis ke level 143.517 kasus pada 16 Januari 2021. Ketika jumlah pasien bertambah dan terus bertambah, sementara jumlah yang sembuh jauh lebih sedikit daripada yang sakit, maka kasus aktif akan bertambah. Semakin banyak yang sakit, semakin banyak yang butuh perawatan. Jika pertammbahan terus terjadi dan melebihi kapasitas kesehatan, rumah sakit akan penuh.Â
Hal ini sangat mengkhawatirkan karena banyaknya kasus aktif dapat mengakibatkan kolapsnya sistem kesehatan.Â
Banyak pasien tidak akan mendapatkan perawatan. Banyak pasien akan mengantre untuk tempat tidur rumah sakit. Banyak pasien akan mengantre untuk pelayanan ICU. Pasien pun bisa meninggal dalam keadaan mengantre di RS ataupun di perjalanan mencari RS yang menerima pasien COVID-19. Mereka meninggal tanpa mendapatkan perawatan di RS.Â
Kolapsnya pelayanan rumah sakit sudah terjadi di beberapa daerah. Di Daerah Istimewa Yogyakarta misalnya. Pada tanggal 12 Januari 2021, wartawan Haris Firdaus dan rekan-rekan mencoba mengubungi 27 RS rujukan COVID-19 di DIY guna mengetahui ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU untuk pasien COVID-19. Hasilnya, dari 27 RS rujukan COVID-19, tempat tidur di 23 RS rujukan pun penuh. Di 2 rumah sakit tersedia tempat tidur khusus pasien perempuan. Di satu rumah sakit tersedia 6 tempat tidur khusus untuk pasien dengan gangguan jiwa. Sementara 1 RS lainnya tidak menjawab.
Beberapa hari lalu, saya dan sejumlah teman jurnalis menelepon 27 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jogja. Kami bertanya apakah masih ada tempat tidur perawatan pasien Covid-19 yang kosong. Inilah jawaban para petugas rumah sakit itu... pic.twitter.com/15KrCPpeWE--- Haris Firdaus (@harisfirdaus) January 16, 2021
Â
Walaupun keadaan gawat, masyarakat kian abai dan memandang remeh protokol kesehatan. Dari data di atas, terungkap bahwa seiring waktu, kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan COVID-19 menurun. Padahal kampanye protokol kesehatan 3M sering digaungkan di ruang-ruang publik.Â
Mungkin masyarakat harus diberi pemahaman bagaimana keadaan kedaruratan COVID-19 yang terjadi sekarang ini. Data naiknya jumlah kematian, meroketnya jumlah kasus dan positivity rate harus sampai ke telinga masyarakat. Karena jika tidak dilakukan, masyarakat akan meremehkan dan melupakan alasan mereka untuk patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan COVID-19.Â