Pemasukan nukleus ke dalam tubuh tiram mengakibatkan ekspresi kesakitan yang mengeluarkan cairan nacre dimana jika terakumulasi dalam waktu yang lama akan membentuk sebuah lapisan dan suatu "benda" yang disebut mutiara. Setelah penanaman inti ini, tiram mutiara akan kembali dilepas di laut untuk memulai proses pembentukan mutiara.
2.2.2 Teknik Pemberian Pakan Tiram Mutiara
Setiap hari-nya larva-larva mutiara ini diberi makanan secara teratur pagi dan sore hari. Larva tiram mutiara itu diberi makan 7 jenis sub-tropical fitoplankton yang berbeda (Miko, P.T Autore Indonesia). Masing-masing jenis plankton ini memiliki kandungan gizi yang berbeda. Di antara jenis-jenis plankton itu ialah:
Protein: Isochrysis Tahiti
Lemak: Pavlova lutheri
Silikat: Chaetoceros sp
Plankton-plankton ini dikembangkan di suatu ruangan khusus yang bersuhu 16 C. Karena plankton yang dikembangbiakkan adalah jenis fitoplankton, maka secara terus menerus plankton ini akan diberikan CO2 dan sinar dari lampu untuk berfotosintesis. Sinar yang digunakan tidak harus UV dan CO2 diberikan dalam kondisi gas (Miko, P.T Autore Indonesia).Â
Cara pemberian pakan pada larva tiram mutiara ini adalah dengan menuang langsung campuran plankton yang sudah dihitung kandungan gizi-nya. Dosis pakan 5000 sel/hari diberikan 2 kali (pagi dan sore), cara pemberian ini dilakukan sampai larva mencapai stadia umbo. Pengamatan dilakukan terhadap sifat biologis larva, perkembangan-pertumbuhan larva sampai menjadi spat.
Menurut Sujoko (2010) pertumbuhan larva mencapai 5-10m per hari, sehingga jumlah dan jenis pakan akan bertambah menjadi pakan campuran antara tiga jenis pakan yaitu Ishocrysis galbana, Nannochloropsis sp dan Pavlova lutheri dengan perbandingan 1:1:1.