Islam sebagai kekuatan politik semenjak munculnya wacana Pan Islamisme mampu menempatkan diri sebagai antitesis kolonialisme Barat. Meski dalam beberapa kasus partikular keduanya malah bersinergi.Â
Namun secara umum nampaknya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Islam telah berhasil merintis radikalisasi kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab  itu, bukan hal yang berlebihan menempatkan Islam sebagai salah satu narasi dominan dalam historiografi nasional.Â
Dengan melihat gelagat pembusukan ideologis warisan masa lalu itu di masa kini, negara perlu melakukan rekonsiliasi historiografi warisan Orde Baru yang militer sentris. Menempatkan narasi kelompok-kelompok yang tersubordinasi itu, termasuk narasi tentang Islam ke dalam arus besar untuk diajarkan di sekolah dan bangku kuliah.Â
Namun upaya ini nampaknya bukan pilihan populis yang mendesak untuk dilakukan oleh negara saat ini sebab lebih fokus pada bidang yang lain. Wacana itu hanya sekadar rencana yang masih buram dan abu-abu. Sebuah wacana yang menjadi isu menarik untuk didiskusikan di dalam ruang kelas. Namun pada akhirnya membusuk di dalam mimbar akademik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H