Mohon tunggu...
I Putu Hendra Mas Martayana
I Putu Hendra Mas Martayana Mohon Tunggu... Dosen - pendulumsenja

Ik Ben Een Vrijmaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Depancasilaisasi dan Warisan Konflik Diametral

3 Juni 2020   22:27 Diperbarui: 3 Juni 2020   22:25 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh sebab itu, pertama-tama saya harus berterimakasih kepadanya. Tulisan ini terinspirai dari argumentasi Rocky berkaitan dengan eksistensi Pancasila dan bagaimana Ia dimaknai. Terlebih dahulu akan dilakukan lawatan dialektik historis cum logika terhadap substansi dan eksistensi Pancasila hingga pada polemik sosial yang sedang dihadapi bangsa ini, yakni depancasilaisasi.

Kita patut bersyukur bahwa bubarnya Orde Baru tidak serta merta diikuti oleh bubarnya NKRI meski kondisi itu telah mengarah kesana. Daerah-daerah yang secara historis pernah terlibat hubungan yang kurang harmonis ketika negara baru yang bernama Indonesia lahir seperti Aceh, Papua dan Maluku telah menunjukkan gejolak yang mungkin saja berakhir dengan disintegrasi. 

Berkaca dari fenomena tersebut, potensi Indonesia mengalami balkanisasi sangat besar. Rasanya, tidak perlu menunggu hingga tahun 2030 untuk melihat Indonesia bubar sebagaimana gambaran novel fiksi berjudul Ghost Fleet yang sempat viral karena menjadi rujukan pidato Capres Prabwo Subianto yang kala itu menjadi penantang petahana Jokowi.

Di tengah usaha-usaha untuk menemukan konsep negara Indonesia yang ideal pasca Orde Baru meski dilalui dengan tragedi yang berdarah-darah, peran Pancasila tidak bisa dianggap sepele sebagai salah satu perekat tenun keindonesiaan yang memperlambat proses balkanisasi. Rasanya, belum ada gagasan setangguh Pancasila yang mampu mewadahi pluralitas Indonesia. 

Dua ideologi besar yang sempat menjadi triumvirat pada masa Orde Lama dan dianggap berseberangan dengan Pancasila yakni agama dan komunisme pun belum mampu menjadi alternatif yang meyakinkan. 

Meski kemudian pamor Pancasila sempat meredup pasca Orde Baru sebagai dampak politisasi rezim sebelumnya yang ditandai dengan penguatan primordialisme agama dan suku. Oleh sebab itu gagasan khas Pancasila tentang universalisme cum partikularisme keindonesiaan perlu direvitalisasi agar selalu relevan dengan perkembangan jaman.

Masalahnya, depancasilaisasi yang terjadi saat ini tidak sesederhana yang kita dibayangkan. Di dalam dirinya mengandung konflik ideologis masa lalu. Akibatnya adalah warisan konflik diametral antarkelompok yang bermusuhan itu selalu hadir sebagai pendominasi dan terdominasi. 

Secara historis, Pancasila sejak awal kelahiran telah menghasilkan polemik ideologis antara golongan nasionalis sekuler Bung Karno dengan golongan agamis yang dinahkodai tokoh Muhamadiyah kharismatik, Ki Bagus Kusumo.

Harus diakui bahwa Pancasila lahir dari pemikiran Bung Karno dalam pidatonya pada sidang BPUPKI I, 1 Juni 1945. Tidak ada fakta sejarah yang menampik hal itu meski banyak pula yang memperdebatkan bahwa ada jejak pemikiran Yamin dan Soepomo. 

Sebab keduanya berpidato sebelum Soekarno. Akan tetapi kehadiran golongan agamis terutama NU dan Muhamadiyah dalam memberikan legitimasi sosial dan politik terhadap Pancasila yang kita kenal sekarang dan disahkan pada sidang PPKI I tidak bisa dianggap kecil.

Di dalam pidatonya itu, Soekarno dengan begitu meyakinkan menyebut calon dasar negara yang akan dihasilkan sebagai philosopische gronslag. Hal yang mungkin jarang diajarkan di bangku sekolah adalah alasan-alasan di balik tata urutan sila yang digagas BK itu diperhalus Panitia Sembilan yang menandai lahirnya Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945. BK menempatkan sila persatuan di sila pertama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun