Mohon tunggu...
Mahatma Putra
Mahatma Putra Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup dan Jalan

23 September 2010   00:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:02 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indahnya sistem yang rusak. Karena tanpa sistem yang rusak kita tidak akan pernah tahu bagaimana sebaiknya sistem ideal dibangun. Nyata dan bebas dari keberpihakan.

Socrates pernah berkata, "Tubuh adalah penjara jiwa."

Ini adalah sebuah ungkapan yang sering dan lazim diterima oleh kita semua. Maaf, yang akan saya sampaikan berikut ini sekedar pandangan subjektif, lepas dari stereotipe apapun yang ada di dalam masyarakat dan pandangan pribadi pembaca masing-masing.

Mobil, motor dan angkutan umum, mana yang terbaik? Menilik pengandaian di atas, kadang aku merasa mobil adalah tubuh yang memenjara jiwa. Dalam mobil pribadi kita bisa melihat hujan, orang berhantam karena kecelakaan, polusi yang menyesakkan, razia SIM dan STNK yang lebih sering dikenakan pada pengendara sepeda motor, tanpa merasakannya lewat indera nyata, mirip dengan konsep goa bayangan Plato. Berada dalam mobil pribadi adalah tempat terbaik melihat banyak sekali bayangan tanpa mengalaminya. Aman dan nyaman dari segala kerepotan yang kadang sebenarnya tidak perlu dan kadang sangat dibuat-buat. Tapi bukankah untuk merasa aman dan nyaman bukanlah suatu kesalahan? Penjara tidak selamanya tempat yang buruk.

Di sepeda motor kita bisa mendengar makian dan umpatan orang sebelah lebih jelas, merasakan tetes hujan yang membasahi sekujur tubuh sampai kadang dipaksa untuk sebentar berteduh, dan menurut saya salah satu yang terparah adalah menghirup asap knalpot bus kota yang entah kenapa bisa lulus uji emisi. Tapi bukankah akhirnya mereka pengendara sepeda motor banyak sekali belajar dengan pengalaman mereka? Bukan hanya dengan wacana dan melihat dari zona nyaman tanpa mengalami.

Mereka mengalami dan mendapat kebebasan yang jauh lebih nyata, yang akhirnya terlalu sering disalahgunakan. Kebebasan mereka membuat trotoar pejalan kaki menjadi "lajur khusus motor," berjalan zigzag, sedikit menyerempet spion mobil dan baret sedikit di badan mobil, serong kiri-serong kanan bebas tanpa hambatan adalah sesuatu yang biasa. Bahkan saat malam hari jalan umum adalah ajang unjuk gigi bagi sebagian dari mereka. Trek-trekan liar sudah hal umum. Sangat dimaklumkan. Lucu sekali bahkan ternyata bebas dari penjara juga tidak selamanya baik.

Mungkin kendaraan umum adalah sebuah perpaduan yang sangat ciamik dan menarik untuk menyelesaikan banyak permasalahan sistem, kebebasan dan perasaan terpenjara. Lepas dari mode transportasi seperti kereta, bus, mikrolet, bahkan gethek, angkutan umum adalah tempat terbaik untuk menerapkan sebuah kebebasan kolektif yang sangat indah. Salah satu contoh paling nyata adalah bagaimana bisa manusia belajar berbagi di kesesakan, tetapi di lain pihak sebagai imbalan untuk mereka, waktu, emosi, dan konsentrasi mereka  di jalan raya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna, apapun bentuknya, entah saat penuh sesak atau lowong, saat berdiri atau duduk, pasti banyak sudah kegiatan yang terlintas di kepala anda untuk menghabiskan sedikit waktu.

Bahkan mungkin jika angkutan umum adalah sesuatu yang populer, tidak lagi dikritik melulu karena ketidak nyamanannya mungkin tidak akan ada lagi orang yang ingin berkendara pribadi saat tidak ada keperluan mendesak. Semoga akhirnya prestise -yang notabene tidak pernah ada dan merupakan hasil konstruksi masing-masing mereka, saya, dan kamu sebagai manusia yang tidak pernah lepas dari jalan- hilang sirna.

Banyak sekali yang dapat dipelajari dari jalan, seperti juga banyak sekali hal yang bisa didapat dari hidup. Bagi saya pembelajaran yang paling cocok adalah berkendara dengan vespa. Paling tidak ini yang saya rasakan sekarang, lepas dari pengetahuan saya bahwa vespa dan sepeda motor identik dan hanya dibedakan dengan perbedaan mendasar seperti bensin vespa yang lebih boros dan menghasilkan lebih banyak polusi. Ya, memang vespa lebih tidak ramah lingkungan. Tapi satu hal nyata yang sangat saya apresiasi adalah solidaritas pengguna vespa dimana menurut saya adalah sesuatu yang paling nyata ada. Bagaimana saling bantu dan sapa merupakan nilai yang sekarang sangat langka dijumpa.

Tapi lagi-lagi ini hanya sebuah pandangan subjektif tentang hidup, sama seperti anda akan memilih sendiri apa kendaraan yang paling cocok untuk anda. Mungkin hari ini saya atau anda akan menggenjot sepeda dan menjadi penggila kampanye bike to work. Semoga dan mungkin saja. Siapa yang tahu?

_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun