Mohon tunggu...
Maha Sokhiwanan
Maha Sokhiwanan Mohon Tunggu... Buruh - Kurir Ekspedisi

Hobi Menulis Tentang Dunia Perburuhan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kunjungan Kerja ke Jawa Timur, Inilah Pesan PP SPDT FSPMI

8 Agustus 2024   23:23 Diperbarui: 8 Agustus 2024   23:26 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Maha Sokhiwanan (Dokumentasi Pribadi)

"Sisihkan Egoisme, Satukan Perbedaan" itulah tema rapat SPDT Se-Jawa Timur yang diadakan di Sekretariat PC SPDT Sidoarjo, Pondok Jati -- Sidoarjo pada hari Minggu (23/06/2024).

Kunjungan kerja ini dihadiri oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Dirgantara, Digital Dan Transportasi FSPMI (PP SPDT FSPMI), Perwakilan PUK SPDT FSPMI PT. Transjakarta, PC SPDT Surabaya, PC SPDT Sidoarjo, PC SPDT Gresik, dan beberapa perwakilan dari PUK SPDT FSPMI Jawa Timur.

Indra Kurniawan, selaku Sekretaris PP SPDT FSPMI menyampaikan bahwasanya tujuan kunjungan kerja kali ini adalah untuk memperbesar jumlah anggota SPDT FSPMI di Jawa Timur.


"Ibarat sebatang lidi, kalau dipakai untuk menyapu sebuah halaman sangatlah lama, tapi kalau perbatang lidi dikumpulkan, diikat menjadi satu, pastilah lebih Cepat. Demikian juga kalau kita anggota serikat pekerja bersatu dalam wadah organisasi, yaitu SPDT FSPMI pasti permasalahan setiap PUK bisa kita selesaikan dengan lebih mudah dan lebih ringan karena adanya kebersamaan dan kekeluargaan," kata Indra.

Indra juga mengatakan bahwasanya motto FSPMI dari dulu adalah gen perlawanan dan gen perlawanan itu ada di aksi. "Kita pernah berhasil di tahun 2012, saat kita mogok kerja turun ke jalan, tutup tol Cikampek, disitulah FSPMI mendunia, dan itu akan menjadi titik balik di rapat ini" ujar Indra.


Lebih lanjut, Indra juga memberikan pesan kepada setiap PUK untuk tidak mengutamakan kepentingan pribadi, tapi lebih mengutamakan kepentingan semua anggota.


"Saya pernah mau direkrut sama kepala dishub, diiming-imingi dikasih fasilitas tempat tinggal, anak disekolahkan gratis, diberikan jaminan karyawan tetap, gajinya disuruh minta berapa, tapi karena saya sudah disumpah sebagai PUK dengan Al-Qur'an, saya tolak," lanjutnya.


"Tugas kita dibelakang pundak kita ada ribuan orang, ada anggota, istri, anak, bahkan keluarganya yang mungkin jadi tulang punggung keluarga. Saya tidak mau menjual atau melacurkan diri saya sendiri untuk kepentingan pribadi," pungkas Indra.

(Maha Sokhiwanan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun