Mohon tunggu...
Mahasiswa KKND16
Mahasiswa KKND16 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa KKN D16 merupakan mahasiswa PSDKU Universitas Brawijaya Kediri di Desa Pranggang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Tips and Trick Unik Pembuatan Pakan Alternatif Kotoran Sapi: Mahasiswa KKN D16 UB Kediri

1 Agustus 2024   10:45 Diperbarui: 1 Agustus 2024   12:33 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi (Foto Fermentasi Ikan) 

Sekitar 80% pakan merupakan faktor utama penunjang keberhasilan budidaya ikan. Namun, tahun demi tahun harga pakan terus melunjak sehingga para pembudidaya mengeluh.

"Jadi akhir-akhir ini harga pelet ikan mahal, Mas. Apabila kita terus bergantung dengan pakan pabrik maka keuntungan yang kita dapat relatif kecil," ujar Pak Syahrul selaku pembudidaya ikan serta kepala dusun Pranggang Barat.

Kelompok  KKN D16 Universitas Brawijaya PSDKU Kediri menghadirkan solusi kreatif untuk mengatasi dua tantangan sekaligus: pengelolaan limbah peternakan dan kebutuhan pakan ikan yang ekonomis. Anggota kelompok KKN D16 terdiri dari 16 mahasiswa dari berbagai jurusan. Anggota kelompok KKn D16 antara lain Naufal, Putri, Intan, Rahma, Retno, Elly, Sarah, Sari, Yanuar, Arif, Prayogha, Syandana, Shafa, Reva, Raka, dan Rahmat. `Dosen pembimbing lapang kelompok KKN D16 adalah Pak Adharyan Islamy, S.Pi., M.P.

Melalui artikel ini, kami akan membahas secara mendalam tentang tips dan trik pembuatan pakan alternatif yang berasal dari kotoran sapi.

Kotoran sapi sebagai bahan baku pakan alternatif merupakan langkah inovatif dalam pengelolaan limbah, juga berpotensi besar untuk meningkatkan efisiensi ekonomi peternakan. Kotoran sapi umumnya dianggap sebagai limbah, dapat diubah menjadi sumber nutrisi berharga. Para peternak dapat mengurangi biaya produksi sekaligus berkontribusi pada praktik peternakan yang lebih ramah lingkungan.

Di hari Sabtu, 20 Juli 2024, Mahasiswa KKN melakukan sosialisasi beserta demonstrasi bersama pembudidaya di Pranggang Barat.

Alat yang digunakan  mereka yaitu plastik, gunting, karet ban, sekop, gerobak arco dan selang (sebagai penstabil suhu adonan pakan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam plastik). Bahan yang dibutuhkan antara lain: kotoran sapi, EM4 Perternakan, tetes tebu, vitamin c, air, ampas tahu, dedak jagung, ragi tape, dan pelet sebagai penambah aroma.

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi (Demonstrasi Pembuatan Pakan Alternatif Bersama Mahasiswa dan Masyarakat)
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi (Demonstrasi Pembuatan Pakan Alternatif Bersama Mahasiswa dan Masyarakat)
Langkah pembuatan pakan fermentasi yaitu mencampurkan semua bahan seperti  kotoran sapi basah 50 kg, ampas tahu 30 kg, dedak jagung 10 kg, dedak padi halus 10 kg, pellet 10 kg (sebagai penguat aroma). Selanjutnya ditambahkan EM4 peternakan 1 liter, tetes tebu 2 liter, ragi tape 5 butir, vitamin C 20 butir, air 2 liter. Semua bahan dimasukkan ke plastik dan difermentasi selama 7 hari. Pakan fermentasi siap digunakan. Pelet yang dihasilkan dari fermentasi ini berupa pelet tenggelam.

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi (Foto Fermentasi Ikan) 
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi (Foto Fermentasi Ikan) 
Pada saat demonstrasi mahasiswa KKN juga membawa sampel yang dapat langsung diberikan ke ikan budidaya masyarakat. Dimana, pakan alternatif fermentasi ini memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangan dari pakan alternatif ini yaitu pelet tenggelam dimana dapat menjadi penyebab penyakit bagi ikan apabila tidak termakan habis oleh ikan. 

Selain itu, pakan alternatif tidak dianjurkan untuk pakan ikan hias karena dapat mempengaruhi corak warna ikan. Kelebihan dari pakan alternatif ini yaitu pembudidaya dapat mengontrol jumlah nutrisi dan ketersediaan yang lebih menjamin dan terjaga, menjadi solusi untuk budidaya ikan dengan harga pakan relatif murah, dan alat serta bahan yang mudah ditemukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun