gas LPG kini menjadi fenomena yang kerap dialami oleh masyarakat Indonesia. Akibatnya, harga jual gas LPG melambung tinggi. Hal ini cukup meresahkan bagi masyarakat, terutama ibu rumah tangga di Desa Pranggang.
KelangkaanPermasalahan ini perlu solusi alternatif untuk menanggulangi. Mahasiswa KKN UB Kediri di Desa Pranggang membuat biogas sebagai solusi.
Mahasiswa KKN D16 terdiri dari 16 mahasiswa yaitu Naufal, Putri, Rahma, Intan, Sarah, Reva, Shafa, Elly, Syandana, Yanuar, Prayoga, Raka, Rahmat, Sari, Retno, dan Arif.
KKN kelompok 16 di Desa Pranggang ini dibimbing oleh R. Adharyan Islamy, S. Pi., M.P. selaku dosen pembimbing lapang.Â
Naufal selaku koordinator KKN menjelaskan, "Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari hasil fermentasi limbah ternak melalui proses anaerob, khususnya kotoran ternak sapi."
"Alasan kami memilih limbah kotoran sapi karena limbah kotoran sapi merupakan penyumbang gas metana terbesar. Selain itu, Desa Pranggang merupakan penyumbang limbah ternak sapi yang cukup melimpah," imbuh Naufal.
Pembuatan biogas dilaksanakan di Dusun Sumberejo, Desa Pranggang. Sebelum pelaksanaan demonstrasi, terdapat sosialisasi yang dihadiri oleh warga sekitar.
Tanggal 7 Juli 2024, setelah melakukan sosialisasi dilakukan pembuatan instalasi biogas. Bahan yang diperlukan yaitu plastik PE, pipa, lem paralon, selang, klem selang, sambungan paralon, stop kran, terpal, botol bekas, batu bata, dan strimin. Bahan sebagai isian digester yaitu air dan kotoran sapi dimana air dan kotoran dimasukan dengan ukuran satu banding satu. Alat yang digunakan meliputi, cangkul, gergaji kayu dan besi, cetok, ember, meteran, dan gunting.
"Semua alat dan bahan dirakit beberapa bagian. Ada bagian saluran outlet, Â digester, saluran outlet, bak outlet, tabung kontrol, tabung gas, stop kran, dan kompor gas," papar Prayhoga sebagai mahasiswa KKN penanggung jawab proker biogas.
Instalasi yang sudah tersusun rapi, kemudian diisi dengan kotoran sapi. Kotoran sapi dicampur air hingga tercampur rata sebelum dimasukkan ke digester. Selanjutnya, menunggu kotoran terfermentasi selama 7 hari hingga gas keluar.
Hasil produksi dari fermentasi biogas, berupa gas metana, akan mengalir lancar ke dalam tabung gas. Gas yang tersimpan dalam tabung akan mengalir menuju kompor, menciptakan api yang siap digunakan.
Apabila tabung gas telah penuh dapat dilihat dari indikator tabung kotrol berupa botol. Air dalam botol bekas akan memunculkan gelembung-gelembung air.
Limbah fermentasi dari biogas akan keluar lewat outlet berupa limbah cair. Limbah ini dapat dijadikan POC (Pupuk Organik Cair) dan dapat digunakan secara langsung.
"Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan biogas kurang dari satu juta rupiah," ujar Rahma selaku mahasiswa KKN penanggung jawab proker.
Pelaksanaan program kerja memakan waktu sekitar 2 minggu dimana mahasiswa melaksanakan sosialisasi berupa perkenalan mengenai biogas dilanjutkan dengan pelatihan atau praktik langsung bersama masyarakat di Dusun Sumberejo Desa Pranggang. Selama kurun waktu 2 minggu, monitoring dilakukan hampir setiap hari untuk memantau kinerja sistem biogas secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H