Kawasan rumah pangan lestari merupakan salah satu program kerja dari mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang di Desa Gajahrejo, kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Program kerja ini dibuat melihat kondisi geografis Desa Gajahrejo yang terletak di pegunungan kapur yang dekat dengan pantai selatan, sehingga membuat desa memiliki tanah yang kurang subur dan kesulitan air. Kondisi ini menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan sayur mayur. Sementara. di sisi lain Desa Gajahrejo memiliki komoditas unggulan berupa pisang, tetapi setelah panen kebiasaan masyarakat desa membiarkan gedebog pisang membusuk begitu saja. Â
Gedebog pisang sebenarnya memiliki banyak kandungan air, dari pada membiarkannya membusuk begitu saja lebih baik manfaatkan sebagai media tanam sayur. Setelah panen gedebog pisang biasanya baru benar - benar membusuk setelah 5 - 6 bulan.Â
Gedebog dapat dimanfaatkan untuk menanam sayur yang memiliki jangka waktun panen singkat seperti sawi, kangkung, ataupun bawang yang masa panennya hanya sekitar 3 minggu. Dari satu gedebog pisang kita bisa menggunakan untuk menanam sampai dengan gedebog benar - benar membusuk atau kandungan airnya sudah habis.
Untuk mensukseskan acara tersebut mahasiswa KKN UM menggandeng ibu-ibu PKK, kepala dusun, serta ketua RT dan RW dari desa Gajahrejo untuk mengundang masyarakat desa. Sosialisasi dan praktek penanam sayur pada gedebog pisang yang diadakan di Balai Deda Gajahrejo. Acara ini disambut antusias oleh masyarakat, kebanyakan masyarakat penasaran bagaimana cara menggunakan gedebog pisang sebagai media tanam sayur karena selama ini masih banyak yang belum tau bahwa gedebog pisang bisa digunakan sebagai media tanam sayur.
Acara diawali dengan sosialisasi yang disampaikan oleh Ismi dan Ludvia yang merupakan mahasiswa tingkat akhir jurusan biologi UM. Ismi menjelaskan kepada masyarakat  beberapa jenis tanaman yang bisa ditanam dan memiliki masa panen singkat seperti sawi, selada, kangkung, bawang merah, daun bawang, dan seledri. Gedebog pisang yang sudah panen kemudian di tebang dan diletakkan secara horizontal di tanah.Â
Kemudian gedebog pisang dilubangi dan diberi jarak 30 cm antara lubang. Gedebog pisang di lubangi dengan kedalaman sekitar 15 - 20 cm. Di dasar lubang gedebog di tusuk membentuk pola silang bertujuan sebagai tempat tumbuhnya akar tanaman. Ludvia menambahkan untuk menanam dibutuhkan tanah lempung yang sudah dicampur dengan kotoran sapi.
Tanaman yang di tanam dalam gedebog pisang tidak perlu di siram menggunakan air karna tanaman akan menyerap air dari gedebog pisang. Hanya sesekali perlu di semprot apabila dirasa tanah sudah mulai mengering.
Setelah sosialisasi masyarakat diajak untuk praktek langsung. Mulai dari pembuatan lubang pada gedebog sampai dengan menanam bibit yang sawi yang telah di semai. Banyak masyarakat yang bertanya pada saat praktek lansung, ini menandakan antusiasme yang cukup besar dari masyarakat. Setelah melakukan praktek acara ditutup dengan pembagian bibit sayur kepada masyarakat agar masyarakat dapat mempraktekkan sendiri di rumah masing -- masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H