Mohon tunggu...
Mahasiswa KKN 233 Kebon Agung
Mahasiswa KKN 233 Kebon Agung Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

KKN Kolaboratif TA 2021/2022 Kelompok 233 Desa Kebon Agung, Kecamatan Kaliwates Jember.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

KKN Kolaboratif Kelompok 233: Mengenal Potensi Kelurahan Kebon Agung, Daerah Penghasil Sayuran

1 Agustus 2022   13:10 Diperbarui: 1 Agustus 2022   14:48 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi pribad, bersama petani selada)


Jember - Senin (25/07/2022) Mahasiswa KKN Kolaboratif Perguruan Tinggi se-Jember Kelompok 233 mengunjungi petani sayur yang berada di RW 10 dan RW 7 Kelurahan Kebon Agung. Kunjungan ini dilakukan untuk menggali potensi Kelurahan Kebon Agung sebagai salah satu daerah penghasil sayuran di Kabupaten Jember.

Kebon Agung merupakan kelurahan yang terletak di Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember Jawa Timur. Di Kelurahan Kebon Agung mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani sayuran. 

Salah satu potensi yang ditemukan adalah budidaya tanaman hidroponik yang berada di RW 10 Kelurahan Kebon Agung. Budidaya tanaman hidroponik merupakan budidaya tanaman yang memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam.

Tanaman hidroponik ini sangat ramah lingkungan dan tidak membutuhkan lahan yang luas. 

Tanaman hidroponik di RW 10 Kelurahan Kebon Agung dibudidayakan oleh seorang petani yang bernama Pak Beny, yang jenis tanaman hidroponiknya berupa selada. Tanaman hidroponik ini dikenal tanpa pestisida, sehingga jauh lebih segar dan sehat.    

(Dokumentasi pribad, bersama petani selada)
(Dokumentasi pribad, bersama petani selada)

Berdasarkan penjelasan Pak Beny, budidaya tanaman hidroponik tersebut sudah berjalan sekitar 1 tahun. 

Meskipun terbilang masih berjalan 1 tahun, tanaman hidroponik berupa selada ini, penjualannya sudah merambah ke seluruh daerah Kebon Agung maupun sekitarnya. Namun, sistem promosi penjualannya masih terbatas pada media sosial tertentu yaitu Facebook dan WhatsApp.

Selain tanaman hidroponik, juga ditemukan tanaman non-hidroponik atau bisa disebut tanaman konvensional. 

Tanaman non-hidroponik merupakan tanaman yang dibudidayakan di lahan lapang yang membutuhkan tanah sebagai media tanam. Tanaman non-hidroponik yang dibudidayakan yaitu sayur sawi, kangkung, dan genjer.

Budidaya tanaman non-hidroponik dilakukan oleh warga RW 7 yang bernama Ibu Nining. Sistem penjualan sayurnya masih dengan sistem tebas.

Yakni ada pembeli yang menebas langsung sayuran per petaknya. Dibandingkan dengan tanaman hidroponik, tanaman non-hidroponik ini harganya jauh lebih murah.

(Dokumentasi pribadi, bersama petani sayuran)
(Dokumentasi pribadi, bersama petani sayuran)
Budidaya tanaman hidroponik maupun tanaman non-hidroponik di Kelurahan Kebon Agung, masih perlu dikembangkan lagi terutama pada sistem penjualan yang masih terbatas. 

Pengembangan ini perlu dilakukan agar potensi Kebon Agung sebagai daerah penghasil sayuran semakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun