Mohon tunggu...
mahasenduro
mahasenduro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pisank Man Ada di TPS 15 Desa Senduro

8 Mei 2019   18:34 Diperbarui: 8 Mei 2019   18:49 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Survei Emosional ala Pisank Man Bermimpi mencapai titik ideal menjadi subjek Pemilu 2019.

Beberapa hari kemarin, saya 3 hari berada di Surabaya. Naik Bus serasa kembali ke zaman kuliah, di dalam bus ekonomi class ada pengamen, orang jualan, ada orang minta sumbangan, dsb. Intinya bus seperti ekosistem baru berjalan di atas aspalan. Kebetulan di belakang tempat duduk saya ada dua orang yang berbincang tentang pemilu 2019. 

Saya sih orangnya acuh saja, namun perbincangan menjadi semakin hangat dikala sering ada intrupsi jika salah satu mulai berbicara. Sekiranya menurut saya juga surveinya lebih kepada survei emosional saja. Mirip seperti orang yang belum paham betul apa yang dibicarakan tetapi ngototnya luar biasa. 

Begitu banyak kata uforia mengandalkan budaya mempermalukan orang lain di dalam diskusi kusir itu. Sedikit miris, sebab diakar rumput kok malah tidak terserap intisari dari pemilu 2019 yang harusnya dimengerti lebih baik.

 Saya sebut inilah yang namanya survei emosional, tanpa dasar pemikiran yang matang pada akhirnya jawabannya "pokok e iki". Saya bergumam, pernah nggak kita berfikir kira-kira pertaruhan ini yakin hanya ada nomer 1 dan nomer 2 ?. Sebab pada akhirnya jabatan pun seperti kuda dalam papan catur yang melangkah tanpa bisa tertebak. 

Pemain politik di senayan itu lebih rumit faktor eksternal daripada jalan yang lurus yang diobrolkan masyarakat di warung kopi. Saya mencari celah untuk mengambil sisi positif sebagai bahan menulis Pisank Man nanti. Dikait-kaitkan sedikit biar mendapat manfaat dari dua orang yang belum selesai juga berdebat tanpa arah ini. Bila boleh sih kalau saya jadi moderator diskusi mereka juga pastinya akan semakin seru. 

Toh lucu kan, surveinya emosional lalu debatnya otentik banget. Mau seminggu debat juga nggak bakalan selesai. Paling tidak ada olahraga jenis baru yaitu banyakin bicara sampai berkeringat. Jangan ditiru ya, biar nggak ketularan, jadilah generasi semakin cerdas saja. Sebelum perdebatan kalian hanya akan jadi tontonan menggelikan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Salam Otak Kanan.

Hawin Fizi Balaghoni

Ceo Pisank Man

Lumajang, Jatim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun