Mohon tunggu...
mahasenduro
mahasenduro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Awas Propaganda Cebong dan Kampret

21 Maret 2019   16:57 Diperbarui: 21 Maret 2019   17:05 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awas Propaganda Cebong dan Kampret -

Dukung petisi ini untuk mengabarkan bahwa indonesia masih kuat dengan kebhinekaan.

Tahun pemilu ini begitu banyak kita dengar tentang istilah cebong dan kampret. Dua istilah yang bermakna saling merendahkan golongan satu dengan yang lainnya. Saya anggap ini jebakan paling berbahaya di tahun pemilu yang harusnya terjalin suasana pembaharuan menuju kearah yang lebih baik. Kalau saja kita sadar, tahun pemilu ini telah ada yang menggiring opini menuju kondisi penuh propaganda. 

Kita sebagai masyarakat seharusnya berpesta demokrasi secara sehat, namun malah dikotori dengan saling caci maki antara cebong dan kampret. Apa manfaatnya dari adanya propoganda ini?, sungguh akan merubah tatanan masyarakat indonesia. Siapa pun presiden yang akan terpilih, tentu tak ubahnya membuat pihak yang kalah terkesan terhinakan. 

Maka stop mulai saat ini penggunaan istilah Cebong dan Kampret. Istilah itu samasekali tidak cocok bagi masyarakat indonesia yang beradab dan menjunjung tinggi nilai budi luhur. Seharusnya kita tidak terjebak dalam propaganda yang memudarkan keharmonisan masyarakat. Bila ada yang berpendapat, Ini kan cuma lelucon?, saya pikir lelucon seperti ini juga sangat tidak mendidik bagi generasi indonesia. Saling mencaci maki hanya akan membuat ketegangan yang tidak perlu terjadi. 

Jika tahun pemilu ini kita buat ajang menyebut cebong dan kampret, bukankah itu merendahkan kita sebagai manusia?. Saya miris dengan keadaan pikiran kita yang mulai terjebak dengan propaganda ini. Tolong berfikirlah dewasa sekali saja, sebenarnya apa manfaatnya saling mencaci maki?, ingat baik-baik negara indonesia tidak dilahirkan dari saling mencaci maki antar golongan. Berfikirlah lebih panjang, bukankah menyebut istilah cebong dan kampret bukan budaya kita?, apakah kita tega menyebut saudara sebangsa kita dengan sebutan yang hina seperti cebong dan kampret?. 

Mudah-mudah kita tidak terus terjebak pada arus yang tidak sehat ini. Stop penggunaan istilah cebong dan kampret, kita jaga keutuhan bermasyarakat dengan baik, santun, tidak saling merendahkan martabat golongan lain. Apakah kita akan bahagia jika pola pikir kita senang menginjak martabat orang lain?. Begitu menyedihkan jika kita suka menghina orang lain. 

Stop penggunaan istilah cebong dan kampret, waspadalah ada penyusup dalam pemilu yang ingin membenturkan antar generasi bangsa sesuai dengan kepentingannya jangka panjang. Semakin kita bercerai berai itu artinya bangsa ini semakin rapuh. Kita wajib saling menginvestasikan kepercayaan bahwa siapapun yang menjadi presiden terpilih nanti pasti orang baik. Kita selalu menerima perbedaan pendapat, kita rukun dengan kebhinekaan. Yang terpenting, kita tidak mau saling menjatuhkan golongan lainnya. Stop penggunaan istilah cebong dan kampret. Semoga tulisan saya diterima oleh semua pihak.

Hawin Fizi Balaghoni

Ceo Pisank Man

Lumajang, Jawa Timur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun