Mohon tunggu...
mahasenduro
mahasenduro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Roti Petai Terasi Pisank Man

3 Februari 2019   17:41 Diperbarui: 3 Februari 2019   18:12 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pisank Man - Roti Rasa Petai Terasi.

Wajah suram Cikalan Man memberi kesan tanda tanya bagi Pisank Man. Jarang sekali mahluk suka menindas seperti dia menampakkan raut kesedihan. Apalagi prinsip hidup sesatnya: "kalau ingin menemukan kebahagiaan maka ambillah kebahagian orang lain", sudah dijalankan setiap hari. 

Kini Pisank Man tidak ingin terlibat dalam kehidupan orang yang dirundung masalah, toh juga dirinya seringkali berbuat buruk kepadanya. Pisank Man hanya menulis peristiwa itu dalam buku tulisnya agar nanti dapat dikenang sejarah.

"Orang jahat juga punya masalah, punya kesedihan, juga punya raut wajah kalah. Orang baik jangan merasa baik, biar tidak tertular keburukan kejahatannya. Pada hari ini tontonan ada seperti layar tancap yang seru, baru pertama melihat wajah memelas itu rasanya tidak pantas bila kuistilahkan sungguh sial bagimu teman." Sepenggal tulisan Pisank Man dalam bukunya.

Salah satu siswa lainnya yaitu PringMan memberikan sepotong roti kepada cikalan man agar sedikit meredam perasaan sedihnya. Namun cikalan man menolak sebab tahu roti rasa terasi.

"Ini roti buat kamu, enak loh spesial rasa terasi." Kata PringMan.

"Hhaa !! Roti spesial rasa terasi itu gimana rasanya, nggak mau ah !." Sinis cikalan man menolak pemberian PringMan.

"Hhmm nyammi, uenakk sekali nih rugi kalau tidak mau mencoba." Rayu PringMan dengan genit.

"Pergi kau, jangan dekat-dekat aku !!." Bentak keras cikalan man.

Seisi kelas menjadi hening sebab kaget dengan respon cikalan man yang begitu radikalism. Ternyata memang di dalam roti juga dicampuri petai yang membuat bau mulut PringMan menjadi tidak enak. Cikalan man merasa terganggu, dirinya tidak memberi toleransi lagi. 

"Wihh bau apa ini, kok kayak petai. Enak banget." Dukungan seisi kelas kepada PringMan. 

"Oke teman, itu di tasku ada banyak roti spesial rasa terasi, ada juga yang roti rasa petai. Silahkan diambil kalau mau. Gratis kok." Pesan PringMan.

Semua siswa berebut untuk mencicipi kuliner tersebut. Tidak terkecuali Pisank man yang memang suka dengan petai. Rebutan itu berakhir dengan sebagian mendapatkan roti rasa terasi, sebagian mendapatkan roti rasa petai, lalu sebagian lagi mendapatkan brosur bergambar roti itu.

"Ini kok ada brosurnya?." Tanya Pisank Man.

"Oh iya, itu brosur yang ada di toko saya bawa." Jawab PringMan dengan santai.

"Loh berarti kamu jualan ya di rumahmu?, apa nggak rugi kalau dibagi-bagi gratis disini." Sahut cikalan man.

"Nggak ada ceritanya orang yang sedekah itu jadi rugi, malahan dengan sedekah kita akan mendapatkan rejeki dari arah yang tidak terduga, jauh dari masalah, dan mendapat kebahagiaan." Celetuk tegas Pa'at Psikopat sambil memakan roti rasa terasi.

"Betul banget tuh Pa'at Psikopat." Jawab PringMan.

Cikalan Man mulai berfikir bagaimana cara dia keluar dari masalah yang dihadapinya. Entah harus mengikuti cara bersedekah seperti yang disarankan temannya. Sejauh ini dia baru mendengar ada solusi dengan cara sedekah yang menurutnya sangat aneh, tapi dirinya tahu bagaimana hidup PringMan yang setiap hari selalu bahagia. Itu cukup menjadi testimoni nyata keberhasilan keampuhan sedekah.

"Woy PringMan, aku minta kertas sama pulpen. Biarku tulis apa masalahku, lalu kamu baca dalam hati. Pikirkan apa sekiranya bisa dengan sedekah masalah ini berakhir." Cetus Cikalan Man.

"Oke, ini. Kamu tulis yang bagus dan rapi, biar aku bisa bacanya." Jawab PringMan.

"Oke, siap tenang saja, kali ini akan kutulis latin sebagus-bagusnya." Sahut Cikalan Man.

Ternyata masalah yang dialami cikalan man adalah ngompol ketika tidur di malam hari. Dirinya sering dimarahi orang tuanya, apalagi jika sebelumnya sudah makan petai maka air kencing ompolnya menjadi berbau pesing puarah. PringMan yang membaca tulisan itu menjadi tersenyum setelah tahu aib cikalan man. Dengan sangat yakin PringMan memberi arahan untuk segera rajin bersedekah terutama jika pagi hari cikalan man sudah diberi uang saku oleh orang tuanya.

"Kalau cuma masalah seperti ini ya sangat bisa teratasi." Yakin PringMan memberi petuah.

"Syaratnya apa saja?." Tanya Cikalan Man.

"Pokoknya setiap kali pengen jajan, tunda dulu, sedekahkan uang saku sekolahmu. Jangan suka jahil lagi, wes mending hidup teratur." Jawab PringMan.

Waktu terus berputar setiap hari hingga Cikalan Man mendapat hikmah dari rutin bersedekah. Dirinya lebih akrab dengan orang tuanya. Sesekali masih ngompol jika lupa tidak kencing sebelum tidur. Tapi yang jelas, kini dirinya sudah jarang sekali jajan. Orangtua cikalan man pun senang anaknya sudah lebih berbudi pekerti. Terlebih kenalan cikalan man saat ini bukan saja anak seusianya, melainkan ada nenek-nenek juga yang biasanya mangkal di pertigaan pak amir sarikemuning. Ada hikmah di setiap peristiwa, terutama jika kita mau mengambil langkah untuk mendekat kepada Tuhan yang maha esa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun