"Oke teman, itu di tasku ada banyak roti spesial rasa terasi, ada juga yang roti rasa petai. Silahkan diambil kalau mau. Gratis kok." Pesan PringMan.
Semua siswa berebut untuk mencicipi kuliner tersebut. Tidak terkecuali Pisank man yang memang suka dengan petai. Rebutan itu berakhir dengan sebagian mendapatkan roti rasa terasi, sebagian mendapatkan roti rasa petai, lalu sebagian lagi mendapatkan brosur bergambar roti itu.
"Ini kok ada brosurnya?." Tanya Pisank Man.
"Oh iya, itu brosur yang ada di toko saya bawa." Jawab PringMan dengan santai.
"Loh berarti kamu jualan ya di rumahmu?, apa nggak rugi kalau dibagi-bagi gratis disini." Sahut cikalan man.
"Nggak ada ceritanya orang yang sedekah itu jadi rugi, malahan dengan sedekah kita akan mendapatkan rejeki dari arah yang tidak terduga, jauh dari masalah, dan mendapat kebahagiaan." Celetuk tegas Pa'at Psikopat sambil memakan roti rasa terasi.
"Betul banget tuh Pa'at Psikopat." Jawab PringMan.
Cikalan Man mulai berfikir bagaimana cara dia keluar dari masalah yang dihadapinya. Entah harus mengikuti cara bersedekah seperti yang disarankan temannya. Sejauh ini dia baru mendengar ada solusi dengan cara sedekah yang menurutnya sangat aneh, tapi dirinya tahu bagaimana hidup PringMan yang setiap hari selalu bahagia. Itu cukup menjadi testimoni nyata keberhasilan keampuhan sedekah.
"Woy PringMan, aku minta kertas sama pulpen. Biarku tulis apa masalahku, lalu kamu baca dalam hati. Pikirkan apa sekiranya bisa dengan sedekah masalah ini berakhir." Cetus Cikalan Man.
"Oke, ini. Kamu tulis yang bagus dan rapi, biar aku bisa bacanya." Jawab PringMan.
"Oke, siap tenang saja, kali ini akan kutulis latin sebagus-bagusnya." Sahut Cikalan Man.