Pisank Man - Nostalgia.
Tiap calon pahlawan tidak selalu mendapat ranking pertama ketika masa sekolah. Tapi setiap pahlawan wajib mengabdi sebagai murid untuk belajar membaca dan berhitung. Yang terpenting "murid tetaplah murid" yang tidak bisa saling menilai teman sebangkunya. Seragam yang bagus bukan jaminan sekolah unggul, hanya perlu dilihat tabiat murid kepada gurunya untuk mengenali calon pahlawan di masa depan.
Pisank Man bukanlah murid yang berkategori pintar. Â Pisank Man memiliki kegemaran membaca buku resep masakan daripada ilmu scienc. Obsesi dalam diri Pisank Man kecil adalah ingin bisa memasak yang enak meskipun dengan bahan makanan yang seadanya. Sebab berdua dengan Pamannya yaitu Dr Talaz di rumah membuatnya serba sungkan jika tidak bisa sesekali meracik resep makanan spesial.
Jarang ada yang peduli dengan tingkah aneh Pisank Man di kelas. Bahkan rasanya mustahil jika Pisank Man dapat menjadi sosok idaman di sekolah. Praktek pelajaran olahraga saja pisank man tidak lulus sebab sering mengeluh punggungnya sakit kecetit. Apalagi jika dipaksa berenang di kolam maka Pisank Man akan pingsan sebab setiap pagi jarang sarapan.
Satu-satunya keunggulan Pisank Man adalah mudah terenyuh menangis ketika Bu Guru di kelas bercerita tentang pengalaman pahit getir kehidupan. Meskipun tidak pintar, Pisank Man seorang murid yang mudah iba dan baik hati. Bu guru selalu memberi tambahan waktu kepada pisank man ketika mengerjakan soal ujian, meskipun pada akhirnya juga nilai ujiannya tetap rendah.
Di belakang letak bangku Pisank Man duduk duo bersaudara yaitu Totor Boys dan Cikalan Man. Mereka berdua menjadi murid paling jahil bermental militan serta selalu tidak percaya kepada apa yang dijelaskan Bu Guru di kelas.
Nilai terburuk Totor Boys adalah pelajaran biologi sebab selalu membuat jengkel bu guru dengan menanyakan kesamaan DNA dirinya dengan orang tuanya. Sedangkan cikalan man sosok misterius memakai sarung yang diikat di kepalanya.
Setiap pelajaran matematika Cikalan Man bersembunyi di atap ruangan kelas. Bu Guru tidak pernah curiga sebab memang Cikalan Man kurang cukup menarik perhatiannya karena tidak ada iktikat mau membayar SPP selama sekolah. Bu Guru sudah lama curiga orang tua cikalan man tidak tahu perilaku menyimpang dari anaknya.
Namun setiap kali surat diberikan lewat petugas pos selalu saja alamat rumah yang dituju salah hingga surat dari sekolah tidak dapat terkirim. Tokoh teladan sebaya yang didengar petuahnya di kelas bernama Pa'at Psikopat.
Duduk sebangku dengan Pisank Man, Pa'at Psikopat adalah pembimbing bagi semua temannya. Sebab usianya yang paling tua karena sering tidak naik kelas membuatnya pensiun dari sifat nakal. Kebodohan Pisank Man menjadi ladang amal Pa'at Psikopat untuk memberi bimbingan belajar private diluar jam sekolah.
Dua hari setelah musim hujan tiba, semua murid menambah payung di tasnya. Kecuali Pisank Man yang biasa menunggu hujan reda untuk pulang sekolah. Pisank Man tidak memiliki payung, namun tidak ingin merepotkan untuk sekedar menumpang payung kepada temannya. Ketika sekolah sudah sepi, sore harinya ada suasana angker surem, pintu kelas kadang menutup sendiri terbawa angin, kaca jendela sudah pecah terkena lemparan bola kasti saat praktek olahraga sabtu lalu.