Mohon tunggu...
mahasenduro
mahasenduro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pisank Man Semangat dan Impian

15 Januari 2019   05:34 Diperbarui: 15 Januari 2019   05:45 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pisank Man - Semangat dan Impian.

Tidak ada yang salah dengan berilmu hebat, tapi yang paling penting benahi niatmu agar terus berjuang menjadi keikhlasan. Carilah makna hidup dengan berproses. Bisa jadi yang paling hebat ilmunya akan sia-sia sebab terselip kesombongan di dalam raut wajahnya. Maka lebih beruntung mereka yang berusaha menuntut ilmu yang bersyukur, berwajah kelelahan walaupun secara akademis dia paling bodoh. Sesak rasanya dada jika niat tidak tertata bagus, hingga tidak ada pertemuan antara keikhlasan dan kecerdasan.

 Dawuh Syeh Abdul Qodir Jaelani ; "Aku lebih segan pada orang yang akhlaknya baik, daripada yang pintar." Pandangan ilmiah yang realistis untuk menjadi prinsip di zaman sekarang. Kalau akhlak kita dahulukan, artinya ada kepedulian kita menjaga perasaan orang lain disetiap tindakan. Pada akhirnya pula tumbuh nuansa psikologi yang sehat di dalam bermasyarakat. Menemukan diri kita sendiri akan lebih sulit daripada menilai kelemahan dan kelebihan orang lain. 

Itu semua tergantung pada cara kita mempergunakan waktu, apakah untuk berlatih menilai diri sendiri atau menilai orang lain?. Sangat konyol jika waktu kita habiskan untuk menilai orang lain. Sebab dalam sekian detik setiap orang dapat berubah sikap dan perilakunya. Menilai orang lain sama saja dengan membuatkan kado buku pengetahuan yang cepat sekali usang ditelan zaman. Hari ini waktu yang tepat untuk menilai semangat dan impian kita sendiri. 

Sudah sejauh mana kita tahu bakat apa yang kita cintai. Saat kita bekerja ditempat orang lain, pada dasarnya kita berlatih bangkit dari terjatuh. Belajar dari pengalaman orang lain juga merupakan proses yang penting, sebab itu mempengaruhi sudut pandang kita terhadap semangat dan impian. 

Saya memiliki impian tentang Pisank Man. Sebuah tokoh fiksi pahlawan dari desa mengejar cinta asli kabupaten Lumajang. Impian itu tercetus mulai tahun 2014 lalu, hingga kini sudah ada Novel Pisank Man yang sudah siap dijual ke publik. Semangat yang tidak sebentar, semangat yang teruji oleh waktu.

"Suatu hari nanti orang akan mencintai Pisank Man." Batin saya. Sekalipun saat ini kondisinya belum begitu sesuai yang diharapkan, namun semangat dan impian harus tetap sejalan. Setiap malam Pisank Man ada dalam doa, itu juga bentuk upaya semangat yang tidak pudar. Siapa pun yang memiliki mimpi paling tidak kita ada dipihak yang sama. 

Saya berterimakasih kepada semua yang ikut berkontribusi mengenalkan Pisank Man kepada orang terdekat lewat status WA, Instagram, FB, dsb. Semangat dan Impian untuk membuat Pisank Man dapat eksis menjadi penghormatan yang setinggi-tingginya agar kabupaten Lumajang semakin unik dan ajaib. Wacana baru tentang kabupaten Lumajang dimulai saat semakin banyak orang yang berani mengambil resiko dari ide otentiknya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun