Kalau kita berbicara jujur, semua akademisi di kabupaten Lumajang pasti percaya bahwa kemajuan Lumajang akan dihasilkan dari buah pikiran yang ditemukan dari celah berfikir melompat pada pola daya kritis yang biasa.Â
Namun, sebuah logika kadang dapat tidak terima karena orang sudah malas untuk diajak bertukar pikiran. Yang marak malahan prediksi instan yang menyempitkan definisi yang sebenarnya. Padahal dasar dari sebuah kemajuan sangat ditentukan kuantitas dan kualitas akademisinya.Â
Saya orang yang percaya akademisi tidak harus mereka yang lulus dari universitas, tetapi bisa saja masyarakat yang tidak berpendidikan formal sekalipun. Sebab di indonesia sudah ada sejak dahulu pendidikan informal dan pendidikan nonformal.Â
Belum lagi masyarakat yang mahir secara otodidak mereka tentu layak dianggap ahli pada bidangnya masing-masing. Begitu banyak variabel yang dapat dijadikan indikator betapa cerdas masyarakat itu sendiri. Suatu hari saya berbincang dengan salah satu montir di desa, pas saya tanya darimana belajarnya, jawabnya singkat yaitu dari pikiran (otodidak).Â
Zaman dulu internet belum seramai saat ini, tidak ada youtube atau tutorial, yang ada hanya praktek langsung melihat-mengamati-diagnosa-praktek-otak atik gatuk-gagal lalu coba lagi. Ketekunan dapat menghasilkan otak jenius.Â
Novel Khas Kabupaten Lumajang
Berjudul : Pisank Man Pahlawan Jomblo dari desa mengejar Cinta.
100% Dijamin Karya Original Masterpiece Tokoh Fiksi Lumajang . PisankMan - Official Concept.
Dukung karya original lokal dari Desa Senduro - Kabupaten Lumajang.
Spesifikasi Novel: Tebal isi 196 halaman.
#PisankMan #NovelPisankMan #TokohFiksiLumajang #instaanime #lumajanghits #indonesiaÂ
#LumajangMantap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H