MI Al Azhar Senduro, 3 Kebijakan Budaya Kepala Sekolah.
Memilih untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak adalah tugas utama dari setiap orang tua. Tuntutan akan peran anak di masa depan dapatlah terwujud jika anak dapat berkembang dalam suasana belajar yang positif. Fungsi guru melaksanakan berbagai kebijakan edukatif agar tercipta budaya unggul yang berguna sebagai model murni mendidik murid. Disini semua murid akan berfokus dengan pembiasaan rukun dan bekerjasama. Pertama, Murid sudah harus masuk pukul 06.30 Wib setiap hari. Prapembelajaran Ini poin untuk mengasah murid agar siap mental dalam menuntut ilmu. Kegiatan langsung dimulai dengan membaca ayat alquran, dzikir, bersholawat, asmaul husna berjamaah. Para murid diajarkan untuk menjadi imam bergantian (sesuai jadwal). Jika kita melihat realitas akan sangat menarik melihat murid yang begitu bersemangat sejak pagi hari. Setiap murid diajarkan memiliki sikap tanggap serta kesediaan mereka untuk memberikan peran terbaik sebagai imam yang jamaahnya adalah temannya sendiri. Jadi setiap murid memiliki kemampuan yang sama dalam mengembangkan kemampuannya. Hal itu juga membiasakan murid untuk belajar menerima dan menghargai perbedaan kepribadian temannya, serta mengasah keterampilan sosialnya. Kedua, Para guru selain memiliki tugas sebagai pendidik juga diajak untuk menghatamkan Alquran bersama-sama (khataman) di hari tertentu. Fungsinya untuk mendoakan para murid agar mudah menerima materi dan juga mendapat berkah (keberhasilan) dari kesungguhan menuntut ilmu. Poin ini selaras dengan peningkatan kwalitas intelegensi emosi antara guru dan murid. Jadi guru dan murid akan memiliki perasaan yang terikat, layaknya orang tua sendiri. Keseluruhan itu akan selaras dengan semboyan guru pahlawan tanpa tanda jasa, kasih tanpa pamrih akan mendapatkan balasan yang sungguh besar dihadapan Allah SWT. Ketiga, setiap Murid diwajidkan untuk membawa bekal makanan, minuman, camilan dari rumah dengan menu yang sudah ditentukan oleh guru. Tujuannya mengajarkan murid agar dapat menikmati proses belajar dengan seutuhnya. Murid mendapatkan pendidikan etika yang amat penting dari kedekatan orang tuanya yang menyiapkan bekal makanan untuk menambah semangat menuntut ilmu. Dalam perkembangan pembelajaran upaya guru untuk mengenalkan dunia konkrit kepada murid akan membuat mereka belajar memahami madrasah tempat untuk mengembangkan diri, baik itu mental, ketrampilan, pola berfikir, dan juga wawasan pengetahuan. Setiap guru harus memiliki ruhul asatid, yang berarti kemampuan semangat terus belajar, dan keikhlasan mendidik muridnya.
Hawin Fizi Balaghoni
1 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H