Pada mereka saya mesti belajar tentang ketulusan, kekeluargaan dan ke bersamaan. Mereka telah membuktikan bahwa tanah rantauan adalah medan paling apik untuk menjalankan aksi cinta tanpa tapi.
Saya merasakan aura dan suasana kehangatan yang sangat nyata di Surabaya. Tanpa pamrih dan berharap apa-apa. Sebuah pertemuan yang sangat singkat tapi punya kesan dan bakal menjadi kenangan indah yang panjang.
Diskusi dan pertemuan semacam ini menjadi agenda yang sangat berharga. Terutama bagi saya yang masih perlu banyak belajar. Bukan sekadar tentang ide atau gagasan tapi juga tentang kebersamaan dan rindu yang tulus.
Kampung halaman adalah tempat kita dilahirkan dan pertama kali menikmati makanan dan minuman hasil kerja keras para orangtua juga leluhur kita. Mereka adalah pahlawan hebat yang kita punya.
Kesungguhan untuk menyicil kesuksesan di tanah rantauan merupakan amanah suci dari mereka yang harus kita jaga. Kita tidak mesti menjadi apa dan siapa, cukup menjaga hati dan perasaan mereka agar tetap bahagia.
Pertemuan Selasa 18 Juni 2024 sejak sore hingga malam, bahkan pertemuan sebelum dan sesudahnya di Surabaya adalah momentum sejarah. Menjadi kenangan indah tak terlupakan. Kini dan nanti. Selamanya.
Saya layak menyampaikan mohon maaf atas segala khilaf dan salah dalam ucap, tindakan dan sikap selama bersua. Suasana Idhul Adha masih terasa, ini momentum terbaik bagi kita untuk memohon maaf dan saling memaafkan.
Terima kasih banyak Surabaya, terima kasih banyak Himpunan Mahasiswa Muslim Manggarai (HM³) Surabaya. Semoga Allah selalu membimbing, memberkahi dan membalas seluruh kebaikan semuanya!
Syamsudin Kadir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H