Mohon tunggu...
Minami
Minami Mohon Tunggu... pegawai negeri -

@maharsiana

Selanjutnya

Tutup

Politik

7 Alasan NKRI Untung Besar Pasca Bailout Century

10 Maret 2010   17:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:30 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dalam arena pertandingan sepakbola, menjadi pengamat bola memang mudah, namun jika mereka di suruh ke lapangan, akan kah mereka bisa menggiring bola? kalau pelatih atau mantan atlet sepakbola mungkin masih bisa, kalau bukan ya hanya bisa menggiring "opini"

..kisah tahun 2008..

by the way, ini bukan cerita saya, ini adalah cerita media massa

..jangan khawatir saudaraku, masih ada kisah tahun 2009..

by the way, ini bukan cerita saya, ini adalah cerita media massa

Epilog

Bagi yang mempelajari "ekonomi" saya yakin paham, bagi yang mempelajari "hukum dan politik" kami mohon untuk memahami, bagi selain keduanya mari kita buka hati buka nurani.

Suatu saat kebenaran pasti akan terungkap, mana yang "penipu" mana yang bekerja untuk bangsa dan negaranya dengan penuh "dedikasi dan integritas".

Kalau memang ingin tahu pihak yang paling merasakan keadaan pada waktu itu mari kita lihat pendapat mereka, pihak yang justru tidak dipanggil Pansus Bank Century

Kabar  terakhir sebagaimana liputan khusus Kompas.com membuktikan dengan terang-benderang, siapa pengkianat rakyat sebenarnya, apakah pihak yang selama ini mereka teriaki "maling" atau pihak yang berteriak "maling"? Kitaakan segera tahu siapa "maling" yang sebenarnya.

Di tengah santernya wacana soal pemboikotan kehadiran Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat-rapat di DPR, Selasa ( 9/3/2010 ) malam ini Menkeu mengumpulkan pimpinan berbagai media asing di gedung Kementrian Keuangan. Tujuannya, untuk memaparkan struktur RAPBN Perubahan 2010 yang bakal diajukan ke DPR dalam waktu dekat ini.

Dalam acara ini, Menkeu juga menyinggung soal wacana pemboikotan tersebut. Dikatakannya, agar DPR tidak mencampuradukkan antara hasil Sidang Paripurna DPR kasus Bank Century yang menyeret namanya dengan rencana penyerahan draft RAPBN-P 2010 ke Badan Anggaran DPR RI. Dirinya berharap agar partai politik tidak melakukan boikot terhadap dirinya dengan tidak menyetujui RAPBN-P 2010 yang diajukan pemerintah.

"Saya masih optimitis kalau partai politik memiliki kemampuan dan lebih meletakkan kepentingan nasional diatas kepentingan politik apalagi setelah kasus Bank Century," ujarnya, di sela-sela Foreign Media Gathering, di Aula Mezzanine, Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa ( 9/3/2010 ).

Menurutnya jika DPR tidak menyetujui usulan pemerintah dalam RAPBN-P 2010, dikhawatirkan justru akan mengorbankan kesejahteraan rakyat. Pasalnya, dalam RAPBN-P itu tercantum sejumlah anggaran yang berpihak terhadap masyarakat, seperti anggaran untuk recovery daerah yang terkena gempa dan stabilisasi inflasi.

"Kalau misalnya mereka (DPR) mau memboikot, mereka yang rugi karena ada dana untuk rakyat. Kalau mereka tidak mau mendiskusikan APBN-P berarti mereka melawan rekomendasi mereka sendiri karena APBN-P ini kan untuk kesejahteraan masyarakat," tandasnya.

Sumber kompas.com : (Menkeu : Boikot Pembahasan RAPBN-P, Rakyat Jadi Korban)

Maaf, kali ini saya tidak bisa menampilkan link ke vivanews.com dan metrotvnews.com atau TV One dan Metro TV, di sana tidak ada berita-berita seperti ini. Saya rasa, tayangan berita teroris yang disiarkan secara live bukan pembelajaran yang baik untuk rakyat.

Sekedar membantu mencari kabar itu, silahkan klik daftar berikut ini, saya link dari media online independen :

DPR Boikot SMI, RAPBN-P 2010 Terancam? (kompas.com)

Rencana DPR Boikot Sri Mulyani Bikin Bingung (detiknews.com)

Sri Mulyani: Kalau DPR Boikot, Mereka yang Rugi (detiknews.com)

DPR Khianati Rakyat Jika Boikot Sri Mulyani (detiknews.com)

Kalau pembaca bisa menunjukkan berita 'pengkhianatan' sebagian anggota DPR tersebut di vivanews.com dan metrotvnews.com, saya ucapkan terima kasih, sudah saya googling kok belum ketemu ya?

Kalau masih percaya dengan kinerja Pansus Bank Century, silahkan klik Lima Mudhorot Pansus (koleksiartikel.blogspot.com)

Catatan :

Silahkan barangkali ingin bergabung dengan 110.000 facebooker dukung "Orde Integritas" di grup jejaring sosial dalam Kami Percaya Integritas Sri Mulyani Indrawati (KPI SMI) dan Kami Percaya Integritas Pak Boediono. Saya muat gambar-gambar tersebut dari sana.

Meski hasil voting dalam sidang paripurna DPR menunjukkan Sri Mulyani dan Boediono pihak yang paling bertanggung jawab dalam bailout Bank Century, lain halnya suara rakyat pembaca yang tidak memiliki kepentingan politik sedikit pun. Hasil jajak pendapat Tempo Interaktif menunjukkan mayoritas responden menilai keduanya tidak harus bertanggung jawab atas penjaminan itu. Jumlahnya mencapai 68,73 % dari 2.178 responden, sedangkan yang berpendapat sebaliknya keduanya harus bertanggung jawab hanya 29,11 % dan abstain 2,16 %. Entah kalau situs dan media milik politisi kapitalis lain.

"Saya yakin (Boediono) dan Sri Mulyani orang baik dan jujur. Walaupun sedikit melanggar, beliau bekerja dan mengambil langkah yang benar," kata Supri, pembaca dari Magelang, Jawa Tengah (wah, namanya mirip nama motorku, hehe)

Mudah-mudahan ketujuh alasan ini bisa diterima dan didengar hingga ke langit ketujuh, selanjutnya mendisposisinya kepada bangsa ini dengan perintah, Saksikan, Lihatlah (sebentar lagi kedok ‘pengkhianat’-mu akan Ku-tunjukkan satu per satu). Namun, bukan berarti angka ketujuh ini sebagai angka keramat. Seandainya kedua korban penzaliman oleh opini media, pengamat, dan politisi Senayan ini mau menerima ‘pahala’ tahun 2014 nanti, siapa tahu?

***

Berubah pandangan dalam hal menilai kapasitas seseorang adalah hal wajar, tidak akan ada yang menyalahkan. Dalam sebuah pertandingan sepak bola pun kadang ada pemain yang bermain buruk kemudian dalam kesempatan lain dia bisa menjadi bintang lapangan. Kalau pembaca ada yang menyempatkan menonton pertandingan Liga Champions Rabu dinihari kemarin (10/3/2010) antara Arsenal dan FC Porto di RCTI, bintang lapangan hijau kala itu adalah pemain Arsenal, Nicklas Bendtner yang membuat “hattrick” (tiga gol) ke gawang FC Porto sehingga Arsenal menang 5-0 atas lawannya itu. (detiksport.com)

Padahal tiga hari sebelumnya, dia dikritik habis-habisan oleh media Inggris dan dunia gara-gara selalu gagal memanfaatkan beberapa peluang emas menjebol gawang Burnley pada lanjutan Liga Primer Inggris, Minggu 7 Maret 2010. Oleh Arsene Wenger –pelatihnya- pasca pertandingan itu penampilannya disebut “aneh”. (detiksport.com).

Penyebutan kata “aneh” oleh pelatihnya sendiri itu tentu bukan tanpa maksud. Sudah pasti dia ingin mengangkat moral anak asuhannya tersebut, bukan dengan mencaci maki dengan kata-kata primitif yang hanya malah akan memperburuk keadaan, meruntuhkan moralnya, apalagi usianya baru 22 tahun, masak simbol negara eh pemainnya sendiri dibilang “Dasar goblog lu!”, “Gitu aja gak becus!”, “Sompret lu!”, “Maling” (kalau yang ini biasa terjadi di sini, di sana saya tidak tahu bahasa Inggrisnya, hehe).

Akhirnya, kemarin dia buktikan di mata dunia, bahwa dia masih memiliki integritas dan dedikasi kepada klub (baca: negara) yang telah membesarkannya. Viva integritas, viva kebersamaan, jayalah NKRI.

Oya, malam ini AC Milan akan bertandang ke markas Manchester United di Stadion Old Traffod dalam pertemuan kedua Liga Champions. Karena kemarin ada aktivis HMI Milanisti yang memakai slogan Liverpool (lihat tulisan Sri Mulyani ‘Didebat’ Milanisti Aktivis HMI UI Depok) untuk bersimpati kepada Menteri Keuangan, sebagai Liverpudian, kali ini saya juga akan mendukung kalian mengalahkan MU. Untuk pendukung MU, maaf, kalian sudah terlalu banyak prestasi, jangan sampai melampaui Liverpool ya (Sirik nich, manusiawi khan? Punya bakat politisi busuk juga daku ini, hehe).

Kalau bisa nanti skornya 3-1 untuk Milan agar bisa lolos ke babak selanjutnya.

Forza Milan, “You’ll Never Walk Alone”

[caption id="attachment_90785" align="aligncenter" width="500" caption="Meskipun musim ini Liverpool terancam tidak lolos ke Liga Champions, kami ucapkan selamat bertanding kepada Milan, semoga bisa membalas kekalahan pada pertemuan pertama (gambar diambil dari Grup KPI SMI di facebook.com)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun