Mohon tunggu...
Humaniora

Islam

13 Agustus 2015   22:20 Diperbarui: 13 Agustus 2015   22:20 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Islam.

Ada yang menganggapnya berkah

Ada pula yang menganggapnya terror.

Islam.

Ada yang menggunakannya sebagai tameng dan pedang dalam kelakuan

Ada yang menggunakannya sebagai pedoman dalam kelakuan

Islam.

Ada yang memaksa dalam melaksanakan perintahNya

Ada yang mengajak dalam melaksanakan perintahNya

Islam.

Kadang orang menganggapnya identik dengan kerasnya kondisi Timur Tengah.

Kadang orang menganggapnya identik dengan lembutnya kondisi di Nusantara.

Islam.

Ada yang menggunakan nama agung Tuhan dalam melaksanakan kekerasan, tindakan intoleran. Semua karena syariat, dan embel-embel "mayoritas" serta "surga"

Ada yang menggunakan nama agung Tuhan dalam melaksanakan bakti pada negara dan sesama, tindakan toleran. Semua semata-mata karena amal baik serta balasan yang Kau berikan nanti.

Islam.

Ada politikus kotor yang menggunakan Islam sebagai latar belakang partai, padahal dia tidak jauh berbeda dengan maling. Hanya saja, dia berdasi. Sedangkan maling berdarah.

Ada politikus bersih yang tidak menggunakan nama Islam sebagai latar belakang partai, padahal dia tidak jauh berbeda dengan alim ulama. Hanya saja, dia berdasi. Sedangkan alim ulama berpeci.

Islam.

Ada yang membelamu habis-habisan, sampai rela mati demi nama baik agama serta Tuhan Maha Pencipta Segalanya.

Ada yang tidak membelamu habis-habisan, melainkan hanya berdoa agar yang menyerang diberikan rezeki dan umur yang panjang.

Islam.

Ada yang menggunakan kitab suci sebagai alat penghasil uang kotor nan haram. Tidakah ia lebih rendah daripada cecunguk yang ada diluar sana?

Ada yang menggunakan kitab suci sebagai alat penghasil rezeki yang bersih nan halal. Tidakah ia lebih baik daripada cecunguk-cecunguk yang ada diluar sana?

Tuhan.

Hanya satu pintaku, tunjukanlah kami bagaimana menjadi pengikutMu yang sungguhlah paham bagaimana keadaan kanan dan kiri kami sebelum kami memunajatkan lantunan doa yang indah kepadaMu.

Tuhan.

Apakah benar, bumi Nusantara hanya milikMu? Lalu, bagaimana dengan mereka yang tidak mempercayaiMu? Bukankah Kau turunkan Islam agar kami dapat berlaku baik kepada sesama bahkan yang tidak percaya kepadaMu? Bagaimana dengan mereka yang selalu bilang bahwa bumi Nusantara yang aku pijak sekarang adalah milikMu dan pengikutmu? Bagaimana dengan kami, yang selalu yakin bahwa Kau turunkan Islam di Nusantara demi kebaikan sesama umat manusia tanpa pandang bulu?

Tuhan.

Lindungilah kami selalu, ya Allah.

 

Islam.

Tuhan.

Nusantara.

 

Serpong, 13 Agustus 2015

Mahasiswa tingkat dua.

 

(Tulisan perdana saya. Maaf kalau masih kurang rapi dan ada yang kurang maupun nyelekit :D)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun