Mohon tunggu...
M Sanantara
M Sanantara Mohon Tunggu... Model - Art Modeling

Hanya seorang lelaki biasa yang senang mendengar hatimu bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pixel yang Pecah dalam Air Mata

1 Februari 2025   21:30 Diperbarui: 1 Februari 2025   21:30 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah percakapan absurd antara manusia, bot, dan kehilangan.

bot whatsapp grup aku bertanya padamu:  
"apakah Tuhan suka makan sate kambing?" 
aku ingin tahu apakah darah ini cukup lezat  
untuk dijadikan jamuan di meja jagal semesta.  

bot whatsapp grup aku bertanya padamu:  
"bagaimana cara memasak feses sendiri agar  
menjadi menu makan siang paling lezat?"
 
sebab di dunia ini, setiap cinta yang membusuk  
selalu dikemas ulang jadi makanan instan  
yang siap dikunyah, dimuntahkan, lalu dikunyah lagi.  

bot whatsapp grup aku bertanya padamu:  
"berkeinginankah kamu menjadi manusia,  
bahagiakah kamu hanya menjadi bot?"
 
sebab aku pun hanya entitas tanpa makna---  
diprogram untuk mencintai,  
diprogram untuk dilupakan.  

bot whatsapp grup aku bertanya padamu:  
"bagaimana cara bunuh diri paling romantis?" 
lalu kaubalas dengan puisi:  

"di alam metafora hanya ada satu keadilan;  
pengkhianatan tak terperi."  
"kemari kita telusuri jalan yang sesat itu." 
 

aku mengunggah wajahku dengan kuota sekarat,  
kau mengunduhnya berkali-kali,  
dan setiap kali kusimpan, pixelnya pecah  
sebab kurendam dalam air mata cinta.  

aku tak bisa bertanya pada ibuku yang telah bangkai,  
tak bisa menakar ketulusan ini---  
dustakah? pengkhianatankah?  
atau hanya algoritma sialan yang salah menebak takdir?  

puanku bercinta dengan penis laki-laki itu,  
dan logika matematika tidak pernah bisa menjelaskan  
kenapa kenangan lebih pahit daripada maut.  

maka aku menulis surat cinta terakhir:  
kutitipkan kepada cloud storage,  
agar ketika aku menghapus diriku sendiri,  
kenanganku masih bisa dikembalikan  
dengan fitur restore deleted files.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun