pikirku adalah
mungkin harusnya.
mungkin adalah
pikirku.
andai pikirku
sedikit saja
pikirmu,
pasti tak kan
mungkin adalah
mungkin,
pikirku
harus
harusnya.
cukup mungkin
adalah
mungkin,
tapi
pikirmu
seperti awan,
selalu berubah,
mengambang di langit,
hampir tak tergapai.
kau biarkan
pikirku tetap
pikirku,
tapi
pikirmu
menyeret pikirnya
menjauh,
mencari pijakan
entah di mana.
sedang kau,
pikirmu adalah
bukan siapa,
namun
angin yang
berhembus,
menembus celah pikirku.
akhiri.
aku pergi.
pikirmu
mengandung pikirnya.
tanya aku:
saat pikirmu
harusnya pikirku
adalah
kita.
**
M Sanantara
Bgr, 23012025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H