5 Alasan Mengapa Mayoritas Masyarakat Jepang Ogah Membeli dan Memakai Kendaraan Bermotor Pribadi". Sebelumnya terima kasih saya ucapkan untuk penulis Mas Adrian Chandra Faradhipta, saya jadi punya ide tulisan. Salam kenal Mas.
Ini adalah tangapan untuk artikel yang berjudul "Mungkin memang betul mayoritas masyarakat Jepang ogah membeli dan memakai kendaraan bermotor pribadi. Tapi, apa betul alasannya karena sistem transportasi umum Jepang yang sudah bagus dan karena mahalnya biaya memiliki kendaraan bermotor pribadi?
Saya akan memberikan sudut pandang lain sebagai pengguna kendaraan pribadi (mobil) di Jepang. Ngomong-ngomong, maafkan saya karena tidak membahas kendaraan roda dua (sepeda motor), saya tidak punya datanya dan saya tidak punya pengalaman memakainya di Jepang.
Sejak tahun kedua tinggal di Jepang saya mulai menggunakan mobil untuk kegiatan sehari-hari. Ini adalah tahun kelima saya tinggal di Jepang. Berarti sudah empat tahun saya menggunkan mobil pribadi.Â
Jadi, selama saya tinggal di Jepang saya lebih banyak menggunakan mobil pribadi sebagai transportasi dibandingkan dengan kendaraan umum.
Jika dilihat dari beban atau biaya yang dikeluarkan untuk memiliki mobil di Jepang tentu akan terlihat mahal atau memberatkan. Tapi jika memiliki mobil untuk alasan produktifitas, maka beban biaya tersebut akan terasa ringan.Â
Bagi masyarakat Jepang memiliki mobil bukanlah untuk sekedar punya atau untuk gaya-gayaan saja. Â Mereka memiliki mobil untuk alasan produktifitas. Itulah mengapa penjualan mobil di Jepang tetap tinggi, jauh lebih tinggi dari total penjualan mobil di Indonesia.
Berikut perbandingan total penjualan mobil di Jepang dan di Indonesia. Data ini adalah data tahun 2019. Sengaja saya pakai data tahun 2019 karena kondisi masih normal, belum terdampak pandemi Covid-19.
Penjualan mobil di Jepang pada tahun 2019 adalah 5.195.216 unit (data Japan Automobile Dealer Association). Angka tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan penjualan mobil di Indonesia pada tahun yang sama yang hanya menembus angka 1 jutaan saja. Tepatnya 1.026.921 unit (data GAIKINDO).Â
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan data Biro Statistik Jepang (Statistics Bureau of Japan) jumlah penduduk Jepang per 1 Desember 2019 mencapai 126 juta jiwa. Sedangkan  jumlah penduduk Indonesia hingga akhir Desember 2019 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai lebih dari 260 juta jiwa. Â
Artinya jumlah penduduk Jepang pada tahun 2019 Â tidak sampai setengah jumlah penduduk Indonesia.