Mohon tunggu...
Mahardika Karunia Dewi
Mahardika Karunia Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Terus berusaha sampai capai tujuan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Akibat Kecanduan Pornografi dalam Kehidupan Berumah Tangga

23 April 2020   09:00 Diperbarui: 23 April 2020   09:21 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecanduan pornografi ternyata tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga menjadi salah satu dampak ketidakharmonisan dalam pernikahan. Bahkan, hal tersebut menjadi salah satu akibat dari perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga. Menurut riset dari General Social Survey (GSS), hasilnya menyimpulkan bahwa orang yang mengonsumsi konten pornografi akan lebih mudah berhubungan seks dengan orang yang bukan pasangan sahnya. 

Sebelum mengetahui tentang tahapan seseorang kecanduan pornografi, kita harus mengetahui makna dari "pornografi" itu sendiri. Pornografi adalah sebuah istilah untuk gambar maupun video melalui media  elektronik dan komunikasi yang didalamnya terdapat konten seksual dan melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. Hal ini sangat memengaruhi pola pikir seseorang sehingga banyak yang melakukan tindakan di luar nalar akibat dari pornografi tersebut.

Kecanduan pornografi tidak secara langsung muncul karena keinginan seseorang tersebut, hal ini karena mereka lahir tanpa tahu menahu soal pornografi. Seseorang mengalami kecanduan pornografi dikarenakan keburukan kecil yang menjadi besar akibat pergaulan maupun tontonan dari televisi. 

Lalu, bagaimana tahapan seseorang mengalami kecanduan tersebut? Proses awal terjadinya kegiatan menyimpang tersebut adalah ketidaksengajaan seseorang melihat gambar yang kurang pantas lewat internet, lalu seseorang tersebut merasa jijik dan menutup laman tersebut. Namun, keesokan harinya mereka otomatis penasaran dengan apa yang dilihatnya kemarin, akhirnya mencari gambar yang sepadan. Hal ini menyebabkan dopamin dalam otak keluar, sehingga menyebabkan kecanduan atau adiksi. 

Lama -- kelamaan seseorang yang kecanduan tersebut mengalami desensitisasi atau hilangnya kepekaan ketika melihat kekerasan, sehingga menjadikan mereka acuh tak acuh. 

Kemudian, level kecanduan seseorang terhadap pornografi tersebut meningkat, sehingga menjadikan seseorang tersebut melakukan aksi seperti apa yang mereka lihat. Hal ini sungguh memprihatinkan apalagi jika dilakukan oleh remaja atau pasangan yang baru menikah yang akan berujung pada perceraian.

Namun, pada kenyataannya banyak dari pasangan yang baru memulai hidup baru biasanya akan menyembunyikan kebiasaan tersebut. Hal ini dikarenakan mereka tidak mau bila hubungan yang telah dijalin tersebut rusak. Maka dari itu, kita harus berhati -- hati dengan pasangan yang akan hidup bersama kita sampai maut memisahkan. 

Jika hal ini terjadi, bukan hanya dirimu yang menjadi korban, tetapi buah hati hasil dari pernikahan kalian juga akan merasakan akibat dari kebiasaan pasanganmu tersebut. 

Lalu, bagaimana cara untuk mengetahui pasangan kita mengalami kecanduan pornografi atau tidak? Cara pertama yaitu sikap pasanganmu berubah menjadi seseorang yang mudah marah, bahkan tak segan -- segan melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Lalu, apabila pasanganmu mulai menutup diri dan tak suka diganggu olehmu. 

Hal ini perlu diwaspadai, karena bisa jadi mereka sudah terpengaruh dengan pornografi. Kemudian, cara terakhir yang dapat kita ketahui dari pasangan yang mengalami kecanduan pornografi adalah apabila diajak berbicara kontak mata mereka tidak fokus seakan mengacuhkan apa yang kamu katakan.

Oleh karena itu, mulailah selektif dalam menentukan pasangan karena keburukan besar berawal dari keburukan kecil dan perubahan besar berawal dari perubahan kecil. Tidak ada kata terlambat untuk mengatasinya. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun