Mohon tunggu...
Mahardika Karunia Dewi
Mahardika Karunia Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Terus berusaha sampai capai tujuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pilih Lockdown atau PSBB?

15 April 2020   19:02 Diperbarui: 15 April 2020   19:00 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia sedang gencar – gencarnya mengatasi virus yang saat ini sedang numpang tenar di dunia. Untuk mengatasinya, Indonesia melakukan seribu cara demi terwujudnya kesejahteraan rakyat akibat dampak virus tersebut. Berawal dari isu tersebarnya penyakit Covid-19 di Wuhan, China pada Desember 2019. 

Lalu, memuncak dan menyebar hingga ke Indonesia pada awal Maret 2020. Saat tersebarnya virus corona pada awal Maret tersebut, pemerintah mengusulkan untuk menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Penerapan PHBS ini sebagai himbauan untuk mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik ketika sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.

Namun, hal itu masih membuat tren Covid-19 terus meningkat tiap harinya. Sehingga, pemerintah memutuskan untuk pemberian desinfektan di setiap rumah dan seluruh kegiatan dilakukan di rumah aja. 

Akan tetapi, ketika dilakukan penerapan tersebut masih membuat tren Covid-19 meningkat. Hal ini membuat beberapa daerah melakukan lockdown, meskipun pemerintah pusat tidak mengizinkan itu.

Penerapan lockdown atau karantina wilayah tersebut banyak menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Hal ini menjadi pro karena jika penerapan tersebut tidak dilakukan, maka tren Covid-19 akan meningkat drastis, tetapi disisi lain penerapan lockdown ini mewajibkan masyarakat untuk tidak keluar rumah dan gerak – geriknya pun dibatasi, sehingga menyebabkan beberapa anggota keluarga sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Selain itu, lockdown ini membuat keuangan pemerintah menjadi merosot sehingga pemerintah pusat tidak mengizinkan penerapan itu dilakukan di Indonesia. 

Bahkan, saat adanya penyebaran virus corona pun nilai mata uang rupiah kalah saing dengan dollar. Hal ini menimbulkan penerapan lockdown tidak berjalan dengan kondusif, walaupun masih ada beberapa daerah yang melakukan lockdown.

Oleh karena penerapan lockdown tidak berjalan dengan kondusif di beberapa daerah, maka penerapan tersebut diganti istilahnya menjadi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).  

Arti PSBB menurut Pasal 1 Permenkes No 9 Tahun 2020 adalah “Pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (Covid – 19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Covid – 19.” Tujuan diterapkannya PSBB adalah untuk membatasi interaksi sosial diantara kerumunan orang banyak. 

Jenis kegiatan yang dibatasi adalah kegiatan belajar mengajar, kegiatan bekerja yang dilakukan di kantor, kegiatan transportasi, kegiatan ibadah, dan kegiatan di tempat umum yang tidak perlu. 

Meskipun hal ini sama dengan lockdown, tetapi penjagaannya tidak diatur secara spesifik sehingga masih ada beberapa orang yang keluar rumah saat PSBB. Penerapan ini dilakukan di daerah khusus yang memiliki intensitas penyebaran virus corona sangat besar. 

Daerah tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Riau. Berdasarkan keputusan pemerintah, PSBB ini dilakukan mulai tangal 10 April 2020 hingga masa inkubasi virus yaitu selama 14 hari atau lebih tersebut usai.

Antara lockdown dan PSBB hampir memiliki kesamaan yaitu membatasi interaksi ruang publik. Walaupun begitu, lockdown dan PSBB ini berbeda, selain karena penjagaan dan keputusan pemerintah. 

Hal ini berbeda karena saat wilayah terjadi lockdown, maka warga tidak boleh keluar masuk wilayah karantina. Sedangkan, apabila wilayah tersebut mengalami PSBB, maka daerah tersebut ditutup sehingga tidak bisa dimasuki orang dari luar daerah.

Dari beberapa perbedaan lockdown dan PSBB di atas, sebenarnya hal utama yang perlu kita lakukan untuk menangani Covid-19 adalah mengurangi aktivitas tidak penting di luar rumah dan menjaga kebersihan serta kesehatan diri, seperti mencuci tangan, memakai masker saat berpergian, dan apabila mengalami demam, flu atau batuk segera hubungi dokter untuk memeriksakan diri. Jika demam, flu, atau batuk tersebut menjadi parah dan sudah dinyatakan sebagai ODP (Orang Dalam Pemantauan), maka sebaiknya lakukanlah isolasi diri selama 14 hari di rumah dan menjauhi anggota keluarga yang lain agar tidak menular.

Itulah beberapa informasi tentang lockdown dan PSBB. Menurut kalian, lebih baik yang mana, lockdown atau PSBB? Semoga bermanfaat 😊

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun