Mohon tunggu...
Mahardhika Berliandaldo
Mahardhika Berliandaldo Mohon Tunggu... Penulis - Analis Kebijakan

Penulis dan Peneliti Bidang Science and Technology, Tourism, and Creative Economy

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ethno Tourism: Kebangkitan Pariwisata Daerah dalam Perspektif Sosial dan Budaya

15 April 2022   13:53 Diperbarui: 15 April 2022   13:56 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ethno-Tourism di Wae Rebo. Sumber: https://opentripindonesia.wordpress.com/

Keragaman budaya dan potensi wisata di Indonesia sangat berlimpah sehingga diharapkan mampu menyumbang peningkatan devisa di daerah maupun secara nasional. 

Sebagai negara yang kaya atas keanekaragaman soisal dan budaya, diharapkan mampu menumbuhkan potensi sektor pariwisata nasional. 

Saat ini para turis yang datang ke Indoneisa sangat menikmati ke-eksotisan tempat wisata dan budaya lokal daerah sehingga mampu memberikan dampak secara komulatif dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal serta meningkatkan tambahan devisa nasional. 

Untuk itu pengembangan program pariwisata harus sejalan dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi pembangunan nasional di Indonesia.

Pengembangan pariwisata di daerah seharusnya terus digalakan oleh Pemerintah. Dalam Perspektif sosial dan budaya, Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang sangat luar biasa. 

Negara Indonesia memiliki 17.540 Pulau, 267 Juta Penduduk, 1340 suku bangsa, 742 bahasa daerah, dan 7241 karya budaya, hal ini belum termasuk jumlah kearifan lokal dari masing-masing daerah yang memiliki keunikan tersendiri, seperti: nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus.

Dalam lima tahun mendatang, peningkatan nilai tambah pariwisata difokuskan pada peningkatan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan sebagai hasil dari perbaikan aksesibilitas, atraksi dan amenitas. Pada tahun 2020, Nilai Devisa Pariwisata mencapai 3,31 Milliar USD, dan target tahun 2024 yang akan datang nilai devisa pariwisata berkisar 7,38 -- 13,08 Milliar USD. 

Berdasarkan target tersebut, diharapkan sektor pariwisata dapat memicu sektor-sektor lain untuk tumbuh dan terus berkembang dalam meningkatkan devisa negara setiap tahunnya. 

Situasi inilah yang mesti terus dieksplorasi oleh para pengusaha lokal, pemerintah daerah dan pusat secara sinergi dalam rangka peningkatan pariwisata. 

Salah satu jenis pariwisata yang akan ditingkatkan diversifikasinya adalah Ethno-Tourism, yang dimana berfokus pada pengembangan wisata sosial dan budaya yang meliputi heritage tourism, wisata sejarah, wisata kuliner, wisata kota yang difokuskan pada Cultural Heritage Regeneration, dan wisata desa serta kearifan lokal daerah.

Tujuan pengembangan wisata ini dimaksudkan untuk membuka kesempatan bagi wisatawan agar terlibat dalam kegiatan pengembangan pengetahuan, pendidikan dan kesukarelawanan yang terintegrasi dengan kegiatan wisata serta menjaga kearifan lokal dan budaya di setiap daerah dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

Peningkatan pariwisata pada Perspektif Sosial dan Budaya dapat dilakukan dengan melaksanakan pengembangan-pengembangan sumber daya lokal dimasing-masing daerah. 

Konsep strategi pengembangan ini harus dapat memetakan masing-masing keunikan atau ciri khas yang terdapat pada setiap lokasi tersebut. Strategi ini dapat meningkatkan daya tarik daerah bagi para wisatawan dengan tujuan destinasi alternatif pariwisata. 

Peran penting sumber daya sosial dan budaya dalam koridor pengembangan dunia Pariwisata dan ekonomi kreatif yaitu sebagai branding, sebagai atraksi, sebagai aturan, sebagai katalisator pembangunan dan sebagai sumberdaya pengelolaan.

Perspektif sosial dan budaya ini dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai modal dasar daerah dalam mewujudkan pariwisata berbasis Ethno-tourism. Pengembangan Ethno-tourism ini sebagai bentuk kegiatan wisata etnik yang digunakan untuk mengamati wujud budaya maupun gaya hidup suatu komunitas adat  sebagai  strategi  dalam  rangka  peningkatan  ekonomi  lokal. 

Pengembangan model Ethno-Tourism, diproyeksikan dapat menambah kebermanfatan bagi masyarakat lokal dalam bentuk pencitraan budaya lokal dan peningkatan ekonomi lokal. 

Hal ini bertujuan untuk mempermudah aksesibilitas masyarakat dalam menerima pendapatan wisata dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku tata kelola ethno-tourism. Tata kelola ini dimaksudkan sebagai usaha pembangunan pariwisata secara berkelanjutan. 

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata khususnya komunitas adat setempat dapat dijadikan sebagai fenomena modern yang menyumbang kolaborasi sebagai  pendekatan  program wisata komunitas adat, wisata belanja, heritage-culture, handycraft, sejarah budaya dan minat eksklusif berwawasan budaya maupun social-environtment.

Salah satu strategi dalam meningkatkan ethno-tourism dapat dilakukan dengan branding dan diversifikasi pemasaran. Peningkatan citra atau branding dan diversifikasi pemasaran pariwisata difokuskan pada inovasi dan keterpaduan pemasaran, serta penguatan nation branding. 

Berbagai ajang promosi pariwisata akan dijadikan sebagai wahana untuk meningkatkan penghargaan dan perayaan terhadap warisan alam, budaya dan keragaman tatanan sosial masyarakat yang memperkuat regenerasi dan citra bangsa Indonesia. 

Keterpaduan pemasaran juga melibatkan diaspora Indonesia dalam perayaan kekayaan budaya, termasuk kekayaan kuliner Indonesia melalui diplomasi gastronomi. 

Diplomasi tersebut digunakan untuk mempromosikan kebudayaan dan makanan lokal serta berbagi keberagaman yang unik dari setiap makanan kepada para wisatawan yang datang.

Dalam konsep berkelanjutan, pengembangan ethno-tourism dapat sejalan dengan praktik berkelanjutan pada sektor pariwisata yang memiliki komitmen dalam pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mencapai target di tahun 2030. 

Sejalan dengan hal tersebut, ethno-tourism harus mampu dalam mengakselerasi pengembangan program dan meningkatkan perekonomia masyarakat setempat. 

Salah satu komitmen pelaksanaan SDGs adalah Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi serta Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan. 

Kedua hal tersebut berfokus pada pembangunan yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan serta melindungi warisan budaya dan warisan alam serta membuat masyarakat bangga pada wilayahnya.

Pembangunan ekonomi dan pariwisata melalui peningkatan lapangan kerja sesuai dengan target Pariwisata Nasional yakni Jumlah Tenaga Kerja Sektor Pariwisata sejumlah 15 Juta orang pada tahun 2024.

Angka tersebut pada dasarnya masih terasa realistis jika pemerintah mampu mendorong semangat masyarakat dalam mengembangkan pariwisata lokal dalam aspek sosial dan budaya. 

Sebagai negara yang multikultural dengan jumlah etnik yang heterogen, kemampuan dalam pengembangan pariwisata sektor tersebut dapat dirasakan sangat optimis. 

Peningkatan jumlah tenaga kerja ini harus sejalan dalam mencapai jumlah wisatawan nusantara di tahun 2024 kurang lebih sejumlah 600 juta orang. 

Keterlibatan masyarakat adat khususnya dalam partisipasi pariwisata lokal memberikan potensi besar dalam memberdayakan anggota masyarakat adat untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk pengembangan pariwisata etnik (ethno-tourism). 

Dalam konteks pembangunan pariwisata etnik tersebut keterlibatan masyarakat dalam melakukan pengorganisasian aset, menjadi daya tarik utama bagi pengalaman berwisata bagi wisatawan. 

Oleh karena itu, kebangkitan pariwisata daerah yang didorong melalui pariwisata sosial dan budaya (Ethno-Tourism) akan mampu tumbuh dan berkembang serta meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. 

Optimisme pengembangan ethno-tourism pada dasaranya sangatlah dibutuhkan, hal ini dikarenakan keanekaragaman sosial dan budaya di Indonesia serta keterlibatan masyarakat lokal akan mampu memberikan signal positif bagi pertumbuhan pariwisata nasional khususnya dalam mencapai target 600 juta orang wisatawan nusantara pada tahun 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun