Mohon tunggu...
Mahardhika Berliandaldo
Mahardhika Berliandaldo Mohon Tunggu... Penulis - Analis Kebijakan

Penulis dan Peneliti Bidang Science and Technology, Tourism, and Creative Economy

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Geowisata untuk Pariwisata Berkelanjutan

3 April 2022   14:08 Diperbarui: 3 April 2022   14:12 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sektor pariwisata memiliki kontribusi bagi perekonomian Indonesia yakni sebesar 1.734 triliun rupiah pada tahun 2019. Namun demikian, tahun 2020 pada kondisi pandemi Covid-19  menimbulkan dampak negatif yang dimana kontribusi pariwisata terhadap PDB turun hingga -19,2 persen yang dapat dibuktikan dengan penurunan pada Jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara yang mengalami penurunan masing-masing sejumlah 25 - 30 persen dan 65 - 90 pesen. 

Dalam rangka pemulihan perekonomian Indonesia pasca pandemi Covid-19 khususnya pada sektor pariwisata sesuai dengan Perpres No. 115 Tahun 2021, salah satu strategi dalam pengembangan Pariwisata adalah pengembangan Geowisata sebagai destinasi pariwisata alternatif. 

Menurut Permenparekraf No. 2 Tahun 2020, geowisata adalah pariwisata yang memanfaatkan seluruh aspek geologi, mencakup bentuk, proses geologi, sejarah geologi, dasar pengetahuan geologi, dan faktor pendukungnya, termasuk budaya dan keanekaragaman hayati yang terkait dengan geologi.

Hingga tahun 2024, rencananya pemerintah akan mengembangkan sebanyak 16 Geopark nasional yang akan dijadikan sebagai pariwisata berbasis geologi dengan tujuan untuk mengimplementasikan prinsip pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup. 

Untuk menjamin pengembangan geowisata tersebut agar dapat berjalan lancar, maka perlu diselaraskan dalam paradigma pengelolaan pada koridor pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan berbasis sinergi dan kolaborasi antar stakeholders. 

Terdapat 5 prinsip utama yang mendasar dalam membentuk geowisata, yaitu bahwa geowisata berdasarkan geoheritage bumi; mendorong kelangsungan ekonomi, peningkatan masyarakat, dan geokonservasi; memiliki unsur informatif dan edukatif; keterlibatan masyarakat lokal; dan menghasilkan kepuasan para turis atau pengunjung.

Dari sekian banyak unsur warisan geologi, terdapat 4 fenomena geologi yang dapat menciptakan daya Tarik wisata, yaitu sebagai berikut:

1. Struktur Geologi

Fenomena ini merupakan bangunan alam nonhayati baik di bawah maupun diatas permukaan bumi yang dibangun oleh tenaga yang bekerja di dalam dan diatas permukaan bumi.

Tenaga yang berkerja di bawah permukaan bumi disebut tenaga endogen, sedang yang bekerja diatas permukaan bumi disebut tenaga eksogen. Salah satu daya tarik wisata berdasarkan fenomena struktur geologi di Indonesia misalnya Danau Toba, Danau Karimutu, dan Gunung Tangkuban Perahu.

2. Stratifigrafi

Fenomena ini merupakan lapisan batuan degan segala macam jenis batuan, struktur, sifat dan gejala yang ditimbulkan berdasarkan gambaran perlapisanya. Stratifigrafi terkadang menjadi fenomena geologi yang sangat menarik dan unik. 

Keindahan stratifigrafi mampu menjadi daya tarik wisata yang unik terutama yang ada di tebing sungai yang dapat dilayari atau di tebing jalan raya yang dapat dilintasi kendaraan. Salah satu daya tarik wisata berdasarkan fenomena Stratifigrafi di Indonesia misalnya Grand Canyon atau Cukang Taneuh di Pangandaran.  

3. Topografi

Fenomena ini merupakan bentukan dari bentang alam Secara ilmu geologi topografi dibentuk oleh tenaga endogen dan eksogen dan oleh karena itu topografi selalu berubah, contohnya: kubah magma berubah akibat letusan berupa gunung berapi, sungai membentuk alur baru akibat banjir, gelombang laut merubah garis pantai, gempa menimbulkan gerakan tanah dan beberapa lainnya. Salah satu daya tarik wisata berdasarkan fenomena Topografi di Indonesia misalnya Karst Maros-pangkep, dan Karst Sangkulirang.

4. Minerologi

Fenomena ini merupakan hasil Kandungan mineral di dalam perut bumi juga mampu menjadi daya tarik geowisata yang bernilai edukatif dan sangat menarik untuk dipelajari, baik namanya, sejarah dan proses terbentunya, sifat dan unsur-unsur kimianya, beserta kegunaanya dalam kehidupan manusia sehari-hari. Salah satu daya tarik wisata berdasarkan fenomena minerologi di Indonesia misalnya Granit Belitung

Sumber daya geologi sebagaimana keanekaragaman non hayati diatas merupakan bagian dari kehidpuan dasar dalam pembangunan berbagai sektor khususnya pada pariwisata daerah yang memiliki ciri khas tertentu. 

Lingkungan alam dengan nilai warisan geologi sebagian besar telah diatur secara nasional, namun demikian pemain utama dalam pelestarian warisan geologi tersebut merupakan masyarakat lokal dan penduduk yang berada di sekitarnya. Pelestarian tersebut erat hubungannya dengan peningkatan perekonomian daerah terkait bagaimana komunitas tersebut dapat meningkatkan warisan geologi dalam kaitannya dengan pariwisata. Hal paling menarik lainnya, penduduk lokal harus mampu menjadi komentator dan operator pada geoheritages dan dapat memperoleh keuntungan melalui pengembangan lokasi unik dan bersejarah dengan memanfaatkan warisan tersebut.

Sehubungan dengan fungsi keberlanjutan warisan geologi tersebut, praktik berkelanjutan di sektor pariwisata khusunya Geowisata merupakan bentuk komitmen pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam mencapai target di tahun 2030. Komitmen pelaksanaan tersebut meliputi SDGs No. 8 (Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi) dan SDGs No. 11 (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan). 

Fokus pelaksanaanya adalah menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan produk lokal; dan melindungi warisan budaya dan warisan alam serta membuat masyarakat bangga pada wilayahnya. Untuk itu, pembangunan pariwisata secara berkelanjutan harus mampu melihat nilai ekonomi serta melindungi warisan budan dan warisan alam tersebut.

Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan bidang pariwisata ini merupakan salah stau sektor pembangunan yang menjadi perhatian khusus pemerintah dengan tujuan meningkatkan potensi daya tarik wisata tersebut. Potensi ini didasarkan dari kondisi geografis setempat, ciri khas kehidpuan sosial dan budaya masyarakat, dan keindahan alam yang memiliki potensi pengembangan wisata, khususnya pada distinasi berbasis warisan geologi. 

Pengembangan pariwisata berkelanjutan ini bertujuan untuk mendukung segala upaya dalam konservasi lingkungan dan pengembangan pariwisata berbasis Community Based Tourism. 

Tujuan akhir dari pengembangan geowisata tersebut adalah peningkatan ekonomi lokal dan penciptaan lapangan kerja dalam pengembangan pariwisata berbasis warisan geologi dengan cara melindungi warisan budaya serta warisan alam setempat. Dengan demikian, Geowisata sebagai pariwisata berkelanjutan dapat berjalan dengan baik sesuai koridor arah pengembangan pariwisata nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun