Pernahkah kamu Merasa Takut? Mengapa Hal Tersebut Terjadi?
Ketakutan merupakan emosi yang sangat tidak mengasyikkan dalam menjawab ataupun mengidentifikasi bahaya ataupun ancaman. Ketakutan menimbulkan pergantian fisiologis yang bisa menciptakan respon sikap semacam tingkatkan respons kasar ataupun melarikan diri dari ancaman.Â
Ketakutan pada manusia bisa terjalin selaku respons terhadap stimulus tertentu yang terjalin di masa saat ini, ataupun selaku prediksi ataupun ekspektasi terhadap ancaman di masa depan yang dikira selaku resiko untuk diri sendiri.Â
Reaksi ketakutan timbul dari anggapan bahaya yang menuju pada konfrontasi dengan ataupun melarikan diri dari/ menjauhi ancaman( pula diketahui selaku respons fight- or- flight), yang dalam kasus- kasus ekstrem ketakutan( horor serta teror) bisa jadi respons beku ataupun kelumpuhan.
Pada manusia serta hewan lain, rasa khawatir dimodulasi oleh proses kognisi serta pendidikan. Dengan demikian, ketakutan dinilai selaku rasional ataupun pas serta irasional ataupun tidak pantas. Ketakutan irasional diucap fobia.
Ketakutan berkaitan erat dengan kecemasan emosi, yang terjalin selaku akibat dari ancaman yang dikira tidak bisa dikendalikan ataupun tidak bisa dihindari.
[1] Respons rasa khawatir melayani kelangsungan hidup dengan memunculkan respons sikap yang cocok, sehingga sudah dipertahankan selama evolusi.
[2] Riset sosiologis serta organisasional pula menampilkan kalau ketakutan orang tidak sekedar tergantung pada sifatnya namun pula dibangun oleh ikatan sosial serta budaya mereka, yang memandu uraian mereka tentang kapan serta seberapa besar rasa khawatir buat dialami.[3][halaman diperlukan]
Ketakutan terkadang dikira selaku kebalikan dari keberanian. Sebab keberanian merupakan kesediaan buat mengalami kesusahan, ketakutan merupakan contoh keadaan yang membolehkan penerapan keberanian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H