Mohon tunggu...
Viona AyuMahardani
Viona AyuMahardani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ekspansi Alam Semesta

1 April 2022   20:34 Diperbarui: 1 April 2022   20:43 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekspansi Alam Semesta

Ekspansi alam semesta merupakan kenaikan jarak antara 2 bagian tertentu yang tidak terikat secara gravitasi dari alam semesta yang bisa diamati dengan waktu. Ini merupakan perluasan intrinsik di mana skala ruang itu sendiri berganti. Alam semesta tidak mengembang" jadi" apa juga serta tidak memerlukan ruang buat eksis" di luar" itu. Ekspansi ini tidak mengaitkan ruang ataupun objek dalam ruang yang" bergerak" dalam penafsiran tradisional, melainkan metrik( yang mengendalikan dimensi serta geometri ruang- waktu itu sendiri) yang berganti dalam skala. Kala bagian spasial dari metrik ruang- waktu alam semesta bertambah dalam skala, objek jadi lebih jauh satu sama lain dengan kecepatan yang terus bertambah. Untuk pengamat mana juga di alam semesta, nampak kalau seluruh ruang mengembang, serta seluruh kecuali galaksi terdekat( yang terikat oleh gravitasi) menurun dengan kecepatan yang sebanding dengan jaraknya dari pengamat. Sedangkan objek dalam ruang tidak bisa bergerak lebih kilat dari sinar, batas ini tidak berlaku buat dampak pergantian metrik itu sendiri.[catatan 1] Objek yang surut di luar cakrawala kejadian kosmik pada kesimpulannya hendak jadi tidak teramati, sebab tidak terdapat sinar baru dari mereka yang hendak timbul. sanggup menanggulangi perluasan alam semesta, menghalangi dimensi alam semesta kita yang bisa diamati.

Selaku dampak dari relativitas universal, pemuaian alam semesta berbeda dengan pemuaian serta ledakan yang nampak dalam kehidupan tiap hari. Ini merupakan kepunyaan alam semesta secara totalitas serta terjalin di segala alam semesta, bukan cuma terjalin pada satu bagian alam semesta. Oleh sebab itu, tidak semacam perluasan serta ledakan yang lain, dia tidak bisa diamati dari" luar" itu; diyakini kalau tidak terdapat" luar" buat diamati.

Perluasan metrik merupakan fitur utama kosmologi Big Bang, dimodelkan secara matematis dengan metrik Friedmann--Lematre--Robertson--Walker serta ialah properti universal alam semesta yang kita huni. Tetapi, model ini cuma berlaku pada skala besar( kira- kira skala gugus galaksi ke atas), sebab gravitasi mengikat modul lumayan kokoh sehingga perluasan metrik tidak bisa diamati pada skala yang lebih kecil dikala ini. Dengan demikian, salah satunya galaksi yang silih menghindar selaku akibat dari perluasan metrik merupakan galaksi yang dipisahkan oleh skala yang relevan secara kosmologis yang lebih besar daripada skala panjang yang terpaut dengan keruntuhan gravitasi yang bisa jadi terjalin di era alam semesta mengingat kepadatan modul serta laju perluasan rata- rata..

Bagi teori inflasi, sepanjang era inflasi dekat 1032 detik sehabis Big Bang, alam semesta seketika mengembang, serta volumenya bertambah dengan aspek paling tidak 1078( ekspansi jarak dengan aspek paling tidak 1026 in tiap- tiap dari 3 ukuran). Ini hendak setara dengan memperluas objek 1 nanometer( 109 meter, dekat separuh lebar molekul DNA) panjangnya jadi dekat 10, 6 tahun sinar( dekat 1017 meter ataupun 62 triliun mil) panjangnya. Perluasan ruang yang jauh lebih lelet serta bertahap bersinambung sehabis ini, sampai dekat 9, 8 miliyar tahun sehabis Big Bang( 4 miliyar tahun yang kemudian) dia mulai tumbuh secara bertahap lebih kilat, serta masih terus bersinambung. Fisikawan sudah mendalilkan keberadaan tenaga hitam, timbul selaku konstanta kosmologis dalam model gravitasi sangat simpel, selaku metode buat menarangkan percepatan akhir ini. Bagi ekstrapolasi sangat simpel dari model kosmologi yang disukai dikala ini, model Lambda- CDM, percepatan ini jadi lebih dominan di masa depan. Pada Juni 2016, ilmuwan NASA serta ESA memberi tahu kalau alam semesta ditemui mengembang 5% sampai 9% lebih kilat dari yang diperkirakan tadinya, bersumber pada riset memakai Teleskop Luar Angkasa Hubble.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun